Ntvnews.id, Jakarta - Pertamina menyiapkan 8 persen dari total belanja investasinya hingga tahun 2029 sekitar USD 5,7 miliar atau Rp89,86 triliun untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.
Hal ini disampaikan Chief Executive Officer Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) John Anis di Indonesia Pavilion COP29 di Baku, Azerbaijan.
Menurutnya energi baru dan terbarukan yang dikembangkan dengan anggaran tersebut mencakup geothermal, bioetanol, hidrogen hijau, tenaga surya, tenaga angin, tenaga biomass, baterai, dan bisnis karbon.
"Investasi yang disiapkan Pertamina cukup besar dalam pengembangan EBT. Hal ini bagian dari komitmen kuat Pertamina untuk mendukung enhanced nationally determined contribution Indonesia. Kami percaya bahwa untuk mendukung target besar diperlukan terobosan-terobosan," ujar John dalam keterangannya, Rabu (13/11/2024).
Baca juga: Alasan Erick Thohir Tunjuk Iwan Bule Jadi Komisaris Utama Pertamina
Investasi tersebut bertujuan untuk mewujudkan pertumbuhan bisnis rendah emisi Pertamina sekaligus mendukung target net zero emission Indonesia tahun 2060.
Setidaknya ada 4 target agresif Pertamina hingga tahun 2029 untuk mendukung ini, antara lain 60 juta kilo liter (KL) penjualan bahan bakar nabati, 5,5 KL produksi petrokimia, 1,4 gigawatt (GW) kapasitas terpasang geothermal, dan 1,5 juta ton setara CO2 penurunan emisi melalui CCS/CCUS.