Bumi Telah Mengalami Fenomena Tertutup Salju Sepenuhnya, Kok Bisa?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 26 Nov 2024, 07:15
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi Bumi atau Dunia Ilustrasi Bumi atau Dunia (Pixabay)

Ntvnews.id, Jakarta - Bumi yang telah berusia sekitar 4,5 miliar tahun ini mengalami berbagai periode unik sebelum munculnya kehidupan kompleks seperti manusia dan dinosaurus.

Dilansir dari Live Science, Selasa, 26 November 2024, menyebut salah satu periode paling menarik adalah "Bumi Bola Salju" atau Snowball Earth, yang terjadi sekitar 600 hingga 700 juta tahun lalu ketika seluruh permukaan planet tertutup lapisan es tebal.

Periode ini dianggap sebagai salah satu peristiwa penting yang memicu ledakan Kambrium, sebuah era yang ditandai oleh kemunculan organisme multiseluler kompleks di Bumi. Namun, bagaimana periode ekstrem ini bisa terjadi?

Bukti Keberadaan "Bumi Bola Salju"

Paul Hoffman, seorang geolog dari University of Victoria, pertama kali menemukan bukti keberadaan periode ini melalui analisis bebatuan. Ia menemukan lapisan glasial kuno yang bercampur dengan batu kapur—material yang biasanya terbentuk di perairan hangat. Keberadaan es di antara batu kapur menunjukkan bahwa lapisan es menutupi hampir seluruh Bumi, termasuk lautan tropis.

Baca Juga: Salju Turun di Kawasan Gurun Arab Saudi, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Menurut Hoffman, permukaan Bumi kala itu dilapisi embun beku dan kristal-kristal es kecil akibat suhu ekstrem di bawah titik beku. Sementara itu, di bawah lapisan es mengapung, lautan asin terus bergerak akibat aktivitas pasang surut dan panas bumi dari dasar laut.

Penyebab "Bumi Bola Salju"

Fenomena ini dipicu oleh beberapa faktor, termasuk proses geologis dan atmosfer. Pada saat itu, superkontinen Rodinia—gabungan seluruh benua—mulai terpecah menjadi bagian-bagian kecil. Pecahnya Rodinia meningkatkan curah hujan di daratan, yang mempercepat pelapukan batuan. Proses ini menyerap karbon dioksida dari atmosfer, menyebabkan penurunan suhu Bumi.

Selain itu, letusan gunung berapi di wilayah Arktik Kanada sekitar 717 hingga 719 juta tahun lalu juga diduga menjadi pemicu utama. Letusan tersebut melepaskan aerosol sulfur ke atmosfer dalam jumlah besar, yang memicu pendinginan global ekstrem.

Kehidupan di Tengah Lapisan Es

Pada masa "Bumi Bola Salju", kehidupan hanya diisi oleh mikroorganisme seperti bakteri, alga, dan hewan uniseluler primitif. Namun, kondisi ini dipercaya sebagai pemicu munculnya organisme multiseluler seperti spons.

Baca Juga: Pertama Kalinya Dalam 130 Tahun, Gunung Fuji Tak Bersalju

Hoffman menjelaskan bahwa selama periode ini, ekosistem kemungkinan menjadi lebih terisolasi, yang mendorong evolusi organisme altruistik—makhluk hidup di mana sel-sel bekerja sama untuk kepentingan bersama. Isolasi ini diyakini membantu organisme multiseluler bertahan dan berkembang.

Bukti Baru dari Skotlandia

Penelitian terbaru oleh Elias J. Rugen dan rekan-rekannya yang diterbitkan dalam Geological Society of London menemukan bukti tambahan mengenai periode "Bumi Bola Salju". Mereka menganalisis sampel batuan di gugusan pulau Skotlandia menggunakan peluruhan uranium untuk menentukan usia batuan tersebut.

Hasilnya menunjukkan bahwa batuan ini terbentuk selama glasiasi Sturtian, periode pembekuan besar pertama di Bumi. Es yang memantulkan sinar matahari menyebabkan suhu Bumi terus mendingin, menciptakan siklus pembentukan es hingga menutupi seluruh permukaan planet.

Dampak Terhadap Evolusi Kehidupan

Menurut Graham Shields, profesor ilmu bumi dari University College London, periode ini menciptakan tantangan besar bagi makhluk hidup. Hanya organisme yang mampu beradaptasi yang bertahan, dan mereka menjadi nenek moyang dari seluruh hewan yang ada saat ini.

Transisi ekstrem ini menunjukkan betapa peristiwa geologis dapat membentuk sejarah Bumi dan kehidupan di dalamnya. Periodisasi "Bumi Bola Salju" adalah salah satu contoh bagaimana perubahan alam yang drastis menjadi pendorong utama evolusi kehidupan kompleks.

 

x|close