Pendekatan Trump terhadap TikTok kini berbeda dengan sikapnya selama masa jabatan pertamanya, ketika ia melarang aplikasi tersebut pada tahun 2020.
Trump juga sempat menyarankan Microsoft bisa mencapai "kesepakatan yang tepat" agar Departemen Keuangan AS memperoleh keuntungan, meskipun tidak menjelaskan bagaimana kesepakatan itu akan terlaksana.
Selama kampanye pemilihan kedua, Trump mengubah pandangannya terhadap TikTok. Ia menyatakan kepada CNBC pada Maret lalu jika pelarangan TikTok justru akan menguntungkan Facebook, yang menurutnya merupakan "musuh rakyat," bersama dengan sejumlah media lainnya.
Mahkamah Agung dijadwalkan untuk mendengarkan argumen terkait larangan tersebut pada 10 Januari nanti.