Penerimaan Bea dan Cukai Sepanjang 2024 Tembus Rp300,2 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 14 Jan 2025, 10:08
Muslimin Trisyuliono
Penulis
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai di tahun 2024 mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp300,2 triliun/Ist Penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai di tahun 2024 mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp300,2 triliun/Ist

Ntvnews.id, Jakarta - Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo mengatakan penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai di tahun 2024 mengalami pertumbuhan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar Rp300,2 triliun atau tumbuh 4,9 persen (yoy) dan memenuhi 93,5 persen dari target APBN.

Adapun pertumbuhan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya pertumbuhan nilai impor dan penguatan kurs USD yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan bea masuk,

Kemudian dampak kebijakan relaksasi ekspor mineral mentah dan harga crude palm oil (CPO) yang menguat sejak Juni yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan bea keluar dan kebijakan kenaikan tarif cukai hasil tembakau dan MMEA yang menyebabkan pertumbuhan penerimaan cukai.
 
Budi merincikan penerimaan bea masuk tahun 2024 ialah sebesar Rp53,0 triliun atau tumbuh 4,1 persen (yoy).

"Bea masuk melanjutkan pertumbuhan positif sejalan dengan pertumbuhan nilai impor sejak bulan Juni, terutama impor bahan baku dan penolong," ucap Budi dalam keterangannya, Selasa 14 Januari 2025.

Baca juga: Korut Perintahkan Tentaranya Bunuh Diri Jika Tertangkap Ukraina
 
Diketahui pada triwulan pertama 2024, penerimaan bea masuk sempat menurun karena adanya penurunan nilai impor yang tipis akibat kondisi global.

Namun, pada triwulan kedua, terjadi pertumbuhan dikarenakan adanya kenaikan impor bahan pangan untuk pengendalian dampak perubahan iklim dan penguatan USD terhadap rupiah.

Disusul pertumbuhan di triwulan ketiga dan keempat yang disebakan peningkatan nilai impor yang konsisten, terutama dalam impor bahan baku, barang penolong industri, dan barang konsumsi.
 
Kemudian penerimaan bea keluar tahun 2024 ialah sebesar Rp20,9 triliun atau tumbuh 53,6 persen (yoy).

Pertumbuhannya terjadi di setiap kuartal, yakni pada triwulan pertama pertumbuhan bea keluar dipengaruhi oleh penurunan harga CPO dan volume ekspor.

Lalu pada triwulan kedua dan ketiga pertumbuhan dipengaruhi oleh kebijakan relaksasi ekspor mineral berlanjut dan harga CPO yang menguat.

Terakhir pada triwulan keempat pertumbuhan penerimaan bea keluar dapat terjadi diakibatkan harga CPO mencapai level tetinggi sepanjang tahun 2024.

Baca juga: Harga Gabah Petani Anjlok di Bawah HPP, Wamentan Sudaryono Minta Bulog Serap dalam 2 Hari
 
Bergeser ke penerimaan cukai tahun 2024 ialah sebesar Rp226,4 triliun atau tumbuh 2 persen (yoy).

Adapun penerimaan cukai terdiri dari penerimaan hasil tembakau sebesar Rp216,9 triliun, minuman mengandung etil alkohol (MMEA) Rp9,2 triliun, dan etil alkohol (EA) sebesar Rp141,1 miliar.
 
Pada triwulan pertama 2024, penerimaan cukai sempat mengalami penurunan karena turunnya produksi hasil tembakau akhir tahun 2023 sebagai basis pembayaran kuartal I.

Namun, dapat tumbuh pada triwulan kedua setelah tarif efektif cukai hasil tembakau (CHT) tumbuh moderat akibat peningkatan produksi HT dari gol II dan III yang tarifnya lebih murah.

Kemudian, pada triwulan ketiga pertumbuhan terjadi karena tarif efektif CHT tumbuh moderat, meskipun terjadi penurunan produksi.

Pertumbuhan kembali terjadi pada triwulan keempat karena tarif efektif CHT tumbuh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya meskipun terjadi penurunan produksi.

Halaman

TERKINI

Load More
x|close