Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menaikkan tarif impor menjadi 245 persen ke China yang membuat perang dagang antara kedua negara tersebut semakin memanas.
Seperti diketahui, Trump memutuskan menunda tarif impor ke 75 negara selama 90 hari ke depan yang seharusnya diterapkan pada Rabu 9 April 2025, kecuali untuk China.
"Lebih dari 75 negara telah menjangkau untuk membahas kesepakatan perdagangan baru. Akibatnya, tarif individual yang lebih tinggi saat ini dihentikan di tengaah diskusi ini, kecuali untuk China yang membalas," dikutip dari pernyataan Gedung Putih pada Rabu, 16 April 2025.
Akibatnya China sekarang menghadapi tarif hingga 245 persen untuk impor ke Amerika Serikat sebagai akibat dari tindakan pembalasannya.
Baca juga: Jokowi Ancam Gugat Pihak yang Tuduh Ijazahnya Palsu!
Presiden Trump mengakui bahwa ketergantungan pada mineral penting asing dan produk turunannya dapat membahayakan kemampuan pertahanan AS, pengembangan infrastruktur, dan inovasi teknologi.
Mineral penting, termasuk unsur tanah jarang, sangat penting untuk keamanan nasional dan ketahanan ekonomi.
Beberapa bulan yang lalu, China melarang ekspor ke Amerika Serikat galium, germanium, antimon, dan bahan teknologi tinggi utama lainnya dengan aplikasi militer potensial.
"Baru minggu ini, China menangguhkan ekspor enam logam tanah jarang berat, serta magnet tanah jarang, untuk mencekik pasokan komponen yang menjadi pusat pembuat mobil, produsen kedirgantaraan, perusahaan semikonduktor dan kontraktor militer di seluruh dunia," ungkapnya.
Baca juga: Korban dan Terdakwa Investasi Bodong EDCCash Laporkan Polisi hingga Jaksa ke KPK
Seperti diketahui, China menaikkan tarif atas barang impor dari AS menjadi 125 persen pada Jumat lalu sebagai langkah balasan terhadap Trump.