Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencatat Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) defisit sebesar 104,2 triliun hingga akhir Maret 2025.
Defisit tersebut setara 0,43 persen dari produk domestik bruto (PDB).
Capaian ini menunjukkan pelebaran defisit dibandingkan posisi pada Januari 2025 yang sebesar Rp23,5 triliun dan Februari Rp31,2 triliun.
Bendahara Negara memastikan bahwa laju defisit APBN masih terkendali target defisit yang dirancang dalam APBN sebesar Rp616,2 triliun bersama DPR RI.
"Defisit Rp104,2 triliun itu artinya 16,9 persen dari target defisit tahun ini," tegasnya dalam konferensi pers APBN Kita Edisi April 2025, Rabu 30 April 2025.
"Defisit 0,43 persen Rp104,2 trilun bukan hal yang menimbulkan kekhawatiran karena masih di dalam desain APBN awal," sambungnya.
Baca juga: Sri Mulyani: Pelemahan Rupiah Tak Wakili Kekuatan Ekonomi Indonesia
Baca juga: Sri Mulyani Datangi Istana Lapor Perjalanan ke AS hingga APBN
Sri Mulyani merincikan, pendapatan negara hingga kuartal I 2025 tercatat mencapai Rp516,2 triliun atau 17,2 persen dari target tahun ini sebesar Rp3.005,1 triliun.
Dari sisi belanja, realisasi hingga kuartal I 2025 telah mencapai Rp620,3 triliun atau sekitar 17,1 persen dari pagu belanja tahun ini.
Sementara itu, keseimbangan primer APBN tercatat surplus Rp17,5 triliun, angka ini lebih rendah dibandingkan Maret 2024 yang mencatatkan surplus Rp122,1 triliun.