Ntvnews.id, Jakarta - Raksasa otomotif asal Jepang Toyota dikabarkan akan mengakuisisi produsen kendaraan listrik asal Tiongkok, Neta Auto di tengah kesulitan finansial.
Meski belum dikonfirmasi, langkah tersebut dapat membantu Toyota memperkuat strategi kendaraan listriknya di China sekaligua memberi peluang Neta untuk mendapatkan dana segar untuk operasionalnya.
Neta Auto yang didirikan pada tahn 2014 oleh Horzon New Energy Auto telah mengalami krisis sejak pertengahan tahun 2024. Hal tersebut terlihat sejak adanya pemberhentian produksi dihentikan dan membuat PHK masal terjadi.
Untuk itu, perusahaan tersebut berusaha keras mencari pendanaan eksternal. Pada 10 Februari 2025 Neta mengungkapkan rencana pendanaan E-round yang gagal dan melibatkan 4-4,5 miliar yuan.
Baca juga: Perundingan Dagang China-AS Beri Sinyal Positif Ekonomi Dunia
Tetapi pendanaan tersebut bergantung pada dimulainya kembali produk dan pengamanan investasi yang sesuai
Meskipun pabrik Neta di Tongxiang sempat dibuka kembali pada awal Januari, produksi tidak pernah dilanjutkan karena kekurangan suku cadang yang parah.
Kegagalan ini menyebabkan investor menarik diri, yang pada dasarnya membatalkan kesepakatan seperti dikutip dari carnewsChina pada Selasa 13 Mei 2025.
Secara finansial, Neta telah membukukan kerugian kumulatif sebesar 18,3 miliar yua selama tiga tahun dan berutang kepada pemasok sebesar 6 miliar yuan.
Perusahaan mengusulkan untuk mengubah 70 persen utang pemasok menjadi ekuitas dan membayar sisanya secara mencicil, dengan peringatan bahwa perusahaan dapat gagal bayar upah dan asuransi sosial tanpa modal baru.
Bila Neta bangkrut, investor pemerintah akan diprioritaskan dalam pembayaran utang, sehingga pemasok berada dalam risiko.
Jika kesepakatan ini berlanjut, Toyota dapat memanfaatkan aset Neta dan mempercepat peluncuran kendaraan listriknya di Tiongkok.
Baca juga: 10 Mobil Terlaris April 2025, BYD Geser Honda hingga Hyundai
Namun, Direktur Komunikasi Toyota Tiongkok, Xu Yiming, membantah rumor tersebut.
"Kami belum mendengar apa pun tentang ini,"
Pada tahun 2024, penjualan Neta turun menjadi 64.500 unit, dan pada bulan Januari 2025, penjualan anjlok hampir 98 persen dari tahun ke tahun menjadi hanya 110 mobil.