Peluang Investasi RUPTL 2025-2024 Bakal Capai Rp 2.967 T

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Mei 2025, 08:39
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia (NTV)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa total potensi investasi dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 mencapai angka Rp2.967 triliun.

“Peluang investasi RUPTL 2025–2034 sebesar Rp2.967,4 triliun,” kata Bahlil dalam konferensi pers RUPTL PLN 2025–2034 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin, 26 Mei 2025.

Nilai investasi tersebut mencakup beberapa komponen, yakni dana untuk pengembangan pembangkit listrik sebesar Rp2.133,7 triliun, jaringan penyaluran listrik senilai Rp565,3 triliun, serta kebutuhan untuk pemeliharaan dan bunga selama masa pembangunan sebesar Rp268,4 triliun.

Bahlil menjelaskan bahwa pengembangan pembangkit listrik akan dilakukan secara bertahap dalam dua fase, yakni periode lima tahun pertama dan lima tahun kedua.

Untuk tahap pertama, yakni antara 2025 hingga 2029, total investasi diperkirakan sebesar Rp1.173,94 triliun. Sementara untuk tahap kedua, yang berlangsung pada 2030 hingga 2034, kebutuhan investasinya mencapai Rp1.793,48 triliun.

Baca Juga: Tingkat Cedera Melonjak, Kota Ini Batasi Skuter Listrik di Trotoar

Sekitar 73 persen dari total investasi di sektor pembangkit listrik akan dialokasikan kepada pihak swasta melalui skema Independent Power Producer (IPP).

“Khusus untuk pembangkit IPP-nya (Independent Power Producer/pembangkit swasta), sebesar Rp1.566,14 triliun, ini yang swasta, artinya investasi swasta,” jelas Bahlil.

Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa investasi untuk pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) mencapai Rp1.341,8 triliun, sedangkan pembangkit non-EBT sebesar Rp224,3 triliun.

Adapun investasi yang akan dilakukan oleh PLN sebesar Rp567,6 triliun, yang terdiri atas pembangkit EBT senilai Rp340,6 triliun dan pembangkit non-EBT sebesar Rp227 triliun.

Baca Juga: Bahlil Ungkap Presiden Setujui Proyek Baterai Listrik Diambil Alih Huayou

“Dari RUPTL ini, penyerapan tenaga kerja kurang lebih sekitar 1,7 juta supaya Indonesia terang. Kami bikin terang beneran ini,” ungkap Bahlil.

Dalam dokumen RUPTL 2025–2034, pemerintah menetapkan target peningkatan kapasitas pembangkit listrik sebesar 69,5 gigawatt (GW).

Dari jumlah tersebut, sebesar 61 persen atau sekitar 42,6 GW akan berasal dari pembangkit berbasis EBT. Sementara itu, 15 persen atau 10,3 GW akan berasal dari sistem penyimpanan energi (storage), dan sisanya sebesar 24 persen atau 16,6 GW berasal dari pembangkit berbasis energi fosil seperti gas dan batu bara.

x|close