Ntvnews.id, Jakarta - Mohammad Nur Rianto Al Arif, Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Ketahanan Pangan, menyoroti lemahnya kesadaran masyarakat dalam memanfaatkan bantuan peternakan atau pertanian secara berkelanjutan.
Menurutnya ada bantuan sapi yang seharusnya meningkatkan ketahanan pangan, malah berubah jadi kendaraan bermotor.
Hal tersebut diungkapkan saat menjadi pembicara di Forum Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025, yang digelar oleh Nusantara TV di Jakarta, Rabu 28 Mei 2025.
"Sering kali terjadi selama ini kan masyarakat dikasih sapi, dikasih kambing besoknya berubah jadi motor, berubah jadi yang lainnya," ucap Rianto dalam sambutannya.
Baca juga: Nature 2025: Dompet Dhuafa Dorong Ketahanan Pangan Lewat Pertanian dan Peternakan Komunitas
Menurutnya banyak program gagal karena tidak dibarengi dengan pendekatan sosial atau social engineering.
Untuk itu, pemerintah kini mengutamakan pendekatan sosial dalam program ketahanan pangan.
Tujuannya untuk menciptakan komunitas yang solid dan sadar akan manfaat jangka panjang dari bantuan yang mereka terima.
"Hal yang paling utama harus kami lakukan adalah sosial engineering. Bagaimana menyatukan masyarakat supaya mereka guyup," jelasnya.
Ia juga menuturkan bahwa saat ini sedang dirancang program di sekitar 20 titik di 13 provinsi, bekerja sama dengan Kementerian Pertanian.
Baca juga: Nature 2025: Menteri Iftitah Sebut Transmigrasi Maritim Jadi Fokus Baru Pembangunan Berkelanjutan
Selain bantuan ternak, program ini juga mencakup pembangunan laboratorium praktik pertanian sirkuler terintegrasi untuk mendukung pemulihan lahan petani.
"Harapannya degradasi lahan bisa semakin bisa recovery lagi. Kedua petani bisa dapat pendapatan tidak hanya dari padi tapi dari yang lain," ungkap Rianto.
"Tentu ini bisa dimodifikasi dengan berbagai temuan-temuan anak bangsa, karena ada beberapa temuan yang sudah ditemukan misalkan ada yang menemukan pupuk bakteri, kemudian ada menggunakan hal yang lain. Sehingga kesuburan tanah kita tidak lagi tergantung kepada pupuk kimia," sambungnya.
Ketahanan pangan dan energi menjadi isu strategis yang menentukan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Kebutuhan pangan dan energi tentu akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk.
Indonesia juga akan menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan dan akses untuk pangan dan energi yang berkelanjutan. Pemenuhan keduanya tentu dapat memperkuat kedaulatan negara.
Urgensi pembahasan terkait pangan dan energi berkelanjutan itulah yang menjadi topik utama konferensi Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025.
Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 disponsori oleh Pertamina Energizing You, Wuling Motors Indonesia, PT Pegadaian, PT Pelindo Multi Terminal, Harita Nickel, PT Perkebunan Nusantara Tiga (Persero), Chandra Karya dan NYCTO.