Parlemen Iran Setujui Penutupan Selat Hormuz, Harga Minyak Terancam Melonjak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 23 Jun 2025, 09:15
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di  New York, AS. Arsip Foto - Rabu, 8 Januari 2020 Bendera Iran yang berada di markas besar PBB di New York, AS. ((Antara) )

Ntvnews.id, Jakarta - Parlemen Iran telah memilih untuk menutup jalur pelayaran penting Selat Hormuz sebagai balasan terhadap serangan Donald Trump.

Hal ini pun memicu kekhawatiran akan lonjakan tajam harga minyak yang dapat menyebabkan resesi global.

Satu barel minyak mentah Brent dijual sekitar 77 dolar AS pada hari Jumat (20/6), telah naik lebih dari 10 persen sejak pertengahan Juni ketika serangan Israel terhadap situs nuklir Iran memicu serangan rudal dari Teheran terhadap Tel Aviv.

Namun keputusan Trump untuk mengikuti Israel dengan melancarkan serangan AS terhadap Iran telah memicu serangkaian peristiwa yang menurut para analis dapat menaikkan harga lebih tinggi.

Baca juga: Pentagon Sebut Serangan AS ke Iran Tak Bermaksud untuk Ubah Rezim

Seperlima konsumsi minyak dunia mengalir melalui Selat Hormuz, yang merupakan pintu gerbang keluar Teluk Persia.

"Harga minyak diperkirakan akan melonjak," kata Jorge León, kepala analisis geopolitik di perusahaan intelijen energi Rystad dan mantan pejabat di OPEC seperti dikutip dari Guardian, Senin 23 Juni 2025.

"Dalam skenario ekstrem di mana Iran merespons dengan serangan langsung atau menargetkan infrastruktur minyak regional, harga minyak akan melonjak tajam. Bahkan jika tidak ada pembalasan langsung, pasar cenderung memperhitungkan premi risiko geopolitik yang lebih tinggi."

Minyak mentah Brent, patokan harga minyak global tradisional, dapat naik 3 dolar AS hingga 5 dolar AS per barel saat pasar dibuka, Ole Hvalbye, seorang analis SEB, mengatakan dalam sebuah catatan.

JP Morgan sebelumnya telah memperkirakan bahwa harga minyak dapat naik hingga 130 dolar AS jika konflik Timur Tengah yang berkepanjangan menutup selat Hormuz untuk jangka waktu yang lama.

Para pejabat Iran mengatakan mereka akan memblokir selat tersebut jika kepentingan Teheran terancam.

Baca juga: Iran: AS dan Israel Bakal Tanggung Konsekuensi!

Penutupan yang berkepanjangan dapat berdampak besar pada ekonomi global. 

Guncangan harga minyak dapat menimbulkan risiko inflasi tinggi, karena pengendara membayar lebih mahal untuk bensin dan biaya pengangkutan barang melonjak.

Jika harga minyak naik hingga 130 dolar AS, itu akan melampaui level yang dicapai setelah invasi Rusia ke Ukraina . 

Harga tertinggi sepanjang masa untuk minyak mentah Brent adalah 147,50 dolar AS, yang ditetapkan pada bulan Juli 2008 tepat sebelum krisis keuangan global menyebabkan harga anjlok.

x|close