Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Ketua Bidang Luar Negeri Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia, Ari Rahim, menyoroti tantangan besar dalam proses transisi energi di Indonesia.
Menurutnya terkait transisi pembangkit listrik dari energi fosil ke energi bersih membutuhkan kebutuhan pendanaan yang sangat besar.
Hal ini disampaikannya saat menjadi pembicara dalam Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 yang digelar oleh Nusantara TV di Jakarta, Rabu 28 Mei 2025.
Ari menyebut bahwa Indonesia membutuhkan sekitar Rp4.000 triliun untuk mengalihkan sistem pembangkit listrik dari energi fosil ke energi bersih.
"Berbicara mengenai pendanaan transisi energi fosil ke energi bersih itu saya ingat Ibu Menteri Keuangan kita Sri Mulyani dalam satu sesi pembicara utama di EBT Expo 2023 bahwa Indonesia butuh Rp4.000 triliun, itu tidak sedikit," ucap Ari.
Baca juga: Nature 2025: Kerakusan Ekonomi Jadi Biang Kerok Eksploitasi Alam Berlebihan
Karena itu, Ari menjelaskan pemerintah membuka ruang bagi sektor swasta untuk turut terlibat dalam mendukung pendanaan transisi energi.
Ia juga menyinggung soal kebijakan pensiun dini PLTU sebagai bagian dari roadmap transisi energi.
Menurutnya pensiun dini PLTU di Indonesiaa bukan berarti penghentian total, melainkan pengoperasian yang disiagakan atau PLTU masih bisa diaktifkan kembali dalam kondisi tertentu.
"Secara umum indonesia berlimpah batu bara, China juga tidak buru-buru untuk pensiun dini terhadap pembangkit batu bara. kalau tidak salah akan berfikir di tahun 2040, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama," jelasnya.
Menurut Ari, untuk mencapai target net zero emission yang telah Indonesia sepakati dalam Paris Agreement, dibutuhkan strategi bertahap dan pendekatan yang realistis, termasuk dalam penggalangan dana.
"Karena menyanggupi mengungpulkan Rp4.000 triliun tidak mudah, jadi kira-kira perlu tahapan-tahapan untuk mencapai kepada rencana kita kepada net zero emission sesuai perpanjian paris agreement," tandasnya.
Baca juga: Nature 2025, Utsus Presiden Buka-bukaan Ada Masyarakat Dikasih Sapi, Besoknya Berubah Jadi Motor
Ketahanan pangan dan energi menjadi isu strategis yang menentukan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Kebutuhan pangan dan energi tentu akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk.
Indonesia juga akan menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan dan akses untuk pangan dan energi yang berkelanjutan. Pemenuhan keduanya tentu dapat memperkuat kedaulatan negara.
Urgensi pembahasan terkait pangan dan energi berkelanjutan itulah yang menjadi topik utama konferensi Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025.
Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 disponsori oleh Pertamina Energizing You, Wuling Motors Indonesia, PT Pegadaian, PT Pelindo Multi Terminal, Harita Nickel, PT Perkebunan Nusantara Tiga (Persero), Chandra Karya dan NYCTO.