Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Digital memprediksi tiga provinsi akan mengalami lonjakan talenta digital pada 2030. Ketiga provinsi tersebut adalah provinsi DKI Jakarta, Kepulauan Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Berdasarkan data jumlah lulusan di bidang komunikasi dan teknologi informasi, DKI Jakarta diperkirakan memiliki surplus hingga 225.014 talenta digital, disusul Kepulauan Riau sebanyak 28.496, dan Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 42.446.
Dalam jumpa pers di Jakarta pada Jumat, 20 Juni 2025, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Digital, Bonifasius Wahyu Pudjianto, menekankan bahwa ketersediaan talenta digital memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan industri digital di Indonesia.
"Sebenarnya berkorelasi antara supply (pasokan) terhadap demand (permintaan), industrinya saat ini masih berfokus di Jawa. Idealnya, industrinya juga menyebar ke seluruh area Indonesia," ujarnya.
Kementerian Komunikasi dan Digital mencatat bahwa pada 2024, DKI Jakarta dan Kepulauan Riau telah mengalami surplus talenta digital. Jakarta tercatat kelebihan 75.020 tenaga digital, sementara Kepri mencatat surplus 8.310. Sementara itu, Daerah Istimewa Yogyakarta diperkirakan baru akan menyusul ke posisi surplus pada tahun 2026.
Bonifasius menjelaskan bahwa pertumbuhan jumlah talenta digital di Pulau Jawa terlihat lebih pesat karena wilayah ini sudah didukung oleh infrastruktur yang memadai, tingkat literasi digital yang lebih tinggi, serta kualitas sumber daya manusia yang lebih siap.
Baca juga: Universitas Indonesia Gandeng Nusameta Siapkan Talenta untuk Masa Depan Immersive Technology
"Jawa lebih menonjol karena kita mengukur dari beberapa dimensi, ada infrastruktur, sumber daya manusia, dan literasi digital. Jawa memang infrastrukturnya kuat. Makanya muncul Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, itu kuat," ujarnya.
Meski jumlah talenta digital terus tumbuh, Bonifasius mengungkapkan bahwa ketimpangan antara ketersediaan dan permintaan masih terjadi di banyak wilayah Indonesia. Untuk menjawab tantangan ini, pemerintah terus mengembangkan berbagai program peningkatan kapasitas dengan menggandeng perguruan tinggi hingga perusahaan teknologi guna mencetak lebih banyak talenta digital yang siap terjun ke industri.
"Kita bukan hanya bekerja sendiri, kunci sukses kita itu adalah kolaborasi," kata Bonifasius.
Ia juga menekankan bahwa perkembangan industri digital akan menjadi pendorong utama meningkatnya jumlah talenta digital di dalam negeri. Semakin kuat industri berkembang, semakin besar pula kebutuhan dan ketersediaan tenaga ahli di bidang ini.
"Jadi, kita bukan hanya mencetak manusia, tapi yang paling penting juga industrinya harusnya tumbuh," ujarnya.
Pada 2030, Indonesia diperkirakan membutuhkan sekitar 12.092.110 orang talenta digital. Namun, jumlah tenaga yang tersedia diproyeksikan hanya sekitar 12.092.110 orang. Meski masih ada selisih, kesenjangan ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan tahun 2023, di mana kebutuhan mencapai 10.513.361 orang. sementara pasokan hanya sekitar 6.064.085 orang talenta digital.
Baca juga: Telkom Cetak Talenta Digital Lewat Program Digistar Connect
(Sumber: Antara)