A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Nature 2025: Energi Bersih Bukan Pilihan, Tapi Harga Mati untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi - Ntvnews.id

Nature 2025: Energi Bersih Bukan Pilihan, Tapi Harga Mati untuk Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mei 2025, 22:30
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Deon Arinaldo, Manager Energy System Transformation dari Essential Service Reform, menegaskan Indonesia bisa kehilangan pasar global jika terlambat lakukan transformasi energi bersih. Deon Arinaldo, Manager Energy System Transformation dari Essential Service Reform, menegaskan Indonesia bisa kehilangan pasar global jika terlambat lakukan transformasi energi bersih.

Ntvnews.id, Jakarta -  Deon Arinaldo, Manager Energy System Transformation dari Institute for Essential Service Reform (IESR), menegaskan Indonesia bisa kehilangan pasar global jika terlambat lakukan transformasi energi bersih.

Hal ini ia sampaikan saat ia menjadi pembicara dalam Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 yang digelar oleh Nusantara TV di Jakarta, Rabu 28 Mei 2025.

“Transisi energi menuju energi bersih harusnya sudah keniscayaan karena menentukan tidak hanya masalah lingkungan, tapi juga masalah daya saing. ini yang mungkin kita juga bisa manfaatkan momentumnya ada," jelasnya.

Menurut Deon, transisi energi tak hanya soal lingkungan, tapi juga soal posisi Indonesia dalam kompetisi global. 

Baca juga: Nature 2025: Transisi Energi Butuh Dana Fantastis Senilai Rp4.000 Triliun

Ia mengungkapkan ada 550 perusahaan global yang telah berkomitmen mencapai net zero emission sebelum 2040. Hal itu jauh lebih cepat dari target Indonesia yang menargetkan pencapaian net zero emission pada tahun 2060.

Deon menjelaskan bahwa jika Indonesia ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, maka ketersediaan energi bersih akan menjadi syarat utama bagi masuknya investasi baru.

"Kita punya target 8 persen pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, itu semua dalam beberapa tahun ke depan akan semakin gencar di dasari pada jika tersedia atau tidak energi bersihnya. Makanya ini keniscayaan energi bersih untuk mendukung pertumbuhan ekonomi 8 persen itu harga mati," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya strategi inklusif dalam transisi energi.

Menurutya partisipasi tidak hanya harus datang dari PLN, tetapi juga dari sektor swasta yang sudah memiliki komitmen terhadap energi hijau.

"Strategi yang perlu di luas bagaimana kita bisa meningkatkan partisipasi dari banyak pihak, bukan hanya pengembang energi terbarukan, bukan hanya PLN. Tapi juga mungkin yang sudah punya komitmen untuk mencapai energi terbarukan 2030," tandasnya.

Ketahanan pangan dan energi menjadi isu strategis yang menentukan kestabilan ekonomi, sosial, dan politik suatu negara. Kebutuhan pangan dan energi tentu akan terus bertambah seiring meningkatnya jumlah penduduk. 

Baca juga: Nature 2025: Kerakusan Ekonomi Jadi Biang Kerok Eksploitasi Alam Berlebihan

Indonesia juga akan menghadapi tantangan besar dalam memastikan ketersediaan dan akses untuk pangan dan energi yang berkelanjutan. Pemenuhan keduanya tentu dapat memperkuat kedaulatan negara.

Urgensi pembahasan terkait pangan dan energi berkelanjutan itulah yang menjadi topik utama konferensi Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025.

Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 disponsori oleh Pertamina Energizing You, Wuling Motors Indonesia, PT Pegadaian, PT Pelindo Multi Terminal, Harita Nickel, PT Perkebunan Nusantara Tiga (Persero), Chandra Karya dan NYCTO.

x|close