Nature 2025: Kedaulatan Pangan dan Energi Jadi Kunci Masa Depan Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 28 Mei 2025, 22:06
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Penulis & Editor
Bagikan
Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara bersama jajaran direksi Nusantara TV di Nature 2025. Presiden Komisaris NT Corp Nurdin Tampubolon, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara bersama jajaran direksi Nusantara TV di Nature 2025. (Ntvnews)

Ntvnews.id, Jakarta - Proyeksi jumlah penduduk dunia yang akan mencapai 9,7 miliar jiwa pada tahun 2050 menandakan kebutuhan pangan dan energi global akan melonjak drastis. Indonesia, yang populasinya diperkirakan menembus 324 juta jiwa dalam dua dekade ke depan, juga menghadapi tantangan serupa. Di tengah kondisi ini, kemandirian dalam penyediaan pangan dan energi menjadi penentu vital bagi masa depan bangsa.

Topik strategis tersebut menjadi fokus utama dalam forum Nusantara Sustainability Trend Forum (Nature) 2025 yang berlangsung di Ballroom Nusantara, NT Tower, Jakarta pada Rabu, 28 Mei 2025. Kegiatan ini menyoroti bagaimana ketahanan dan kedaulatan atas pangan serta energi akan sangat menentukan arah pembangunan dan keberlangsungan negara.

“Pangan merupakan isu mendasar yang berdampak langsung terhadap stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. Kalau rakyat lapar, negara bisa jatuh,” ujar Presiden Direktur Nusantara TV, Don Bosco Selamun, dalam sambutannya saat membuka forum.

Don Bosco menekankan bahwa Indonesia harus mampu menjamin keberlanjutan pasokan pangan dan energi seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat. Ia menyebut bahwa masa depan Indonesia sangat bergantung pada langkah dan strategi yang ditempuh sejak sekarang.

“Masa depan itu sebetulnya ditentukan oleh kebijakan yang ditempuh oleh pemerintah saat ini, baik melalui program swasembada, diversifikasi produksi, atau kebijakan strategis lain,” tambahnya.

Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon dan Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara. <b>(Ntvnews)</b> Presiden Komisaris NT Corp, Nurdin Tampubolon dan Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara. (Ntvnews)

Baca Juga: Nature 2025: Transisi Energi Butuh Dana Fantastis Senilai Rp4.000 Triliun

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanegara menyampaikan bahwa pembangunan Indonesia yang berkelanjutan memerlukan kombinasi antara ilmu pengetahuan dan sumber daya manusia berkualitas. Ia menyoroti bahwa meski manusia seringkali menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan, mereka juga memiliki potensi untuk memperbaikinya.

“Kekayaan alam Indonesia dan bonus demografi saat ini adalah potensi besar,” ujar Menteri Iftitah.

“Tanpa pengelolaan yang baik dan ilmu yang cukup, bisa jadi bencana," tambahnya.

Asisten Utusan Khusus Presiden Bidang Pangan, Mohammad Nur Rianto Al Arif, turut menekankan pentingnya ketersediaan pangan sebagai elemen dasar negara yang berdaulat. Ia mengatakan, “Ibaratnya, ketika kita mau menguasai suatu negara, kuasailah pangannya.”

Forum Nature 2025 menghadirkan dua sesi diskusi yang melibatkan para pakar, pejabat pemerintah, praktisi, dan akademisi. Pada sesi pertama yang mengangkat isu ketahanan pangan, hadir sebagai pembicara antara lain Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan dari Badan Pangan Nasional, Andriko Noto Susanto; Kepala Lembaga Riset Internasional Pangan, Gizi, dan Kesehatan IPB University, Drajat Martianto; Pendiri Akarintis dan praktisi pertanian berkelanjutan, Britania Sari; serta Ketua Dewan Pengurus Yayasan Dompet Dhuafa Republika, Ahmad Juwaini.

Nature 2025. <b>(Ntvnews)</b> Nature 2025. (Ntvnews)

Baca Juga: Nusantara TV Gelar Forum Nature 2025, Don Bosco Soroti Ketahanan Pangan dan Energi Berkelanjutan

Sementara dalam sesi kedua yang fokus pada transisi dan pembangunan energi berkelanjutan, hadir narasumber seperti Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Hariyanto; Manager Energy System Transformation dari Institute for Essential Services Reform (IESR), Deon Arinaldo; serta Wakil Ketua Bidang Kerja Sama Luar Negeri dari Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Ari Rahim.

Dalam pernyataannya, Ari menegaskan bahwa, "Transisi energi bukan sekadar mengganti sumber daya, juga memastikan keberlanjutan dan keamanan energi nasional."

Ketahanan pangan dan energi sendiri merupakan pilar penting dalam mewujudkan visi besar pemerintah, yaitu Indonesia Emas 2045. Meski sektor pertanian saat ini masih menjadi tulang punggung dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, sejumlah tantangan seperti infrastruktur, akses pangan, dan dampak perubahan iklim harus segera diatasi. Di sisi lain, pemerataan akses energi, khususnya listrik, juga menjadi pekerjaan besar bagi pemerintah demi mencapai ketahanan energi nasional.

Acara Nature 2025 dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari berbagai latar belakang profesi dan sektor, termasuk pengusaha, perwakilan lembaga pemerintahan, organisasi masyarakat sipil, serta kalangan akademisi dan mahasiswa. Forum ini terselenggara berkat dukungan sejumlah pihak seperti PT Pertamina (Persero), Wuling Motors Indonesia, PT Pegadaian, PT Pelindo Multi Terminal, Harita Nickel, PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Chandra Karya, dan NYCTO.

x|close