Jetstar Asia Tutup Operasi Akhir Juli 2025, Lebih dari 500 Karyawan Terancam PHK

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 12 Jun 2025, 09:15
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Maskapai Jetstar Asia/Ist Maskapai Jetstar Asia/Ist

Ntvnews.id, Jakarta - Maskapai Jetstar Asia dikabarkan akan menghentikan operasinya pada tanggal 31 Juli 2025 mendatang.

Hal tersebut sebagai bagian dari restrukturisasi strategis oleh perusahaan induknya, maskapai penerbangan nasional Australia, Qantas.

Lebih dari 500 karyawan di Singapura akan diberhentikan karena penutupan tersebut. Namun, maskapai penerbangan itu memberikan jaminan bahwa mereka akan menawarkan berbagai dukungan.

Termasuk tunjangan pemutusan hubungan kerja dan kesempatan kerja, baik di dalam Qantas Group maupun di tempat lain seperti dikutip dari The Straits Times pada Kamis 12 Juni 2025.

Baca juga: Maskapai Qantas Tutup Operasi Penerbangan Intra-Asia 

Jetstar Asia mengatakan pihaknya akan terus mengoperasikan penerbangan dari Singapura selama tujuh minggu ke depan, dengan jadwal yang semakin berkurang hingga hari terakhir operasinya pada tanggal 31 Juli.

Jetstar Asia terbang ke pusat-pusat utama di Asia Tenggara seperti Bangkok, Manila, Jakarta, dan Kuala Lumpur, serta tempat-tempat lain seperti Bali, Surabaya, dan Kolombo di Sri Lanka.

Jetstar Asia mengatakan keputusan untuk menghentikan operasi muncul di tengah meningkatnya biaya pemasok, biaya bandara, dan biaya penerbangan dalam beberapa tahun terakhir, serta meningkatnya kapasitas dan persaingan di wilayah tersebut.

Kepala Qantas Vanessa Hudson mengatakan beberapa biaya pemasok telah meningkat hingga 200 persen.

Jetstar Asia diperkirakan akan membukukan kerugian sebesar 35 juta dolar Australia sebelum bunga dan pajak pada tahun keuangan ini, sebelum keputusan untuk tutup.

Baca juga: Maskapai Penerbangan Umumkan Bangkrut, Alami Masalah Pengembalian Dana

Perusahaan tersebut diketahui telah mengalami masalah keuangan selama beberapa tahun.

Maskapai penerbangan tersebut merugi 165,4 juta dolar AS pada tahun keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2021, dan 37,2 juta dolar AS pada tahun keuangan berikutnya, selama pandemi Covid-19.

Perusahaan ini berhasil memperoleh laba sebesar 12,5 juta dolar AS pada tahun 2023, tetapi kembali merugi sebesar 7,1 juta dolar AS dalam 12 bulan yang berakhir pada Juni 2024.

x|close