Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dalam konteks kehidupan nyata. Menurutnya, penggunaan AI harus disampaikan melalui "bahasa manusia" agar mudah dipahami dan mampu memberikan solusi terhadap kebutuhan sehari-hari, yang menjadi indikator keberhasilan sebuah startup dalam mengintegrasikan AI ke dalam bisnis mereka. Senin, 28 Juli 2025.
“Bukan hanya menggunakan AI di pitch deck-nya, tapi benar-benar menggunakan AI di kehidupan sehari-harinya dari bisnis tersebut. Itu buat aku (indikator) kesuksesannya ya,” ujar Irene saat berbicara dalam acara Kick Off Semesta AI Lintasarta bersama NVIDIA Inception yang berlangsung di Jakarta, Kamis, 24 Juli 2025.
Irene juga menyoroti pentingnya teknologi internet yang kini telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, namun kehadiran AI dinilai perlu lebih dari sekadar tren. AI harus hadir untuk menangani berbagai kasus nyata (real case) yang dihadapi masyarakat sehari-hari.
Baca Juga: Penggunaan Kecerdasan Buatan pada Militer Didukung 60 Negara
Ia menambahkan bahwa AI seharusnya tak hanya difokuskan pada elemen estetika atau hiburan semata. Sebaliknya, AI harus mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dan dalam hal ini keterlibatan manusia tetap menjadi elemen penting dalam proses pengembangannya.
“Dengan adanya AI ini akan ngeboost ke kreativitas yang ada di Indonesia, bukan hanya teknologi yang kita lihat, tapi percepatan waktu juga. Tapi yang perlu kita garisbawahi adalah AI tidak akan mengganti yang namanya manusia,” lanjut Irene.
Lebih jauh, Irene menyatakan bahwa teknologi AI harus mampu memberikan dampak ekonomi nyata. Untuk itu, diperlukan infrastruktur yang dapat mendukung dan memberi manfaat langsung bagi masyarakat yang menggunakannya.
Terkait dengan inisiatif Semesta AI yang digagas oleh Lintasarta melalui program Laskar AI, Irene menyebut program tersebut sebagai kesempatan bagi perusahaan digital untuk memahami teknologi baru sekaligus memanfaatkannya secara optimal.
Baca Juga : Kementerian Transmigrasi Siapkan Pembentukan Badan Usaha Milik Transmigran
“Dengan 280 juta populasi di Indonesia dan kontribusi AI kita bisa memiliki 1 juta sumber produktif kita bisa memiliki 2 juta, tergantung seberapa cepat kita bisa menyelesaikan masalah ini,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Irene juga mengajak para pelaku startup agar aktif menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan penyedia perangkat keras (hardware) yang mengikuti perkembangan zaman. Langkah ini dinilai penting untuk menghindari ketimpangan talenta di era teknologi yang berkembang pesat.
Terakhir, ia menekankan pentingnya adaptasi masyarakat terhadap teknologi AI. Menurutnya, kemampuan untuk beradaptasi akan menjadi pintu menuju terciptanya inovasi AI dalam negeri, yang tidak hanya menopang produktivitas nasional tetapi juga mampu bersaing di pasar global menjelang visi Indonesia Emas 2045.
(Sumber: Antara)