Ntvnews.id, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa jumlah kredit menganggur di perbankan atau undisbursed loan masih sangat tinggi.
Pada Agustus 2025 kredit menganggur tersebut mencapai Rp2.372,11 triliun atau 22,71 persen dari total plafon kredit yang tersedia.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan besarnya fasilitas pinjaman yang belum ditarik oleh debitur mencerminkan lemahnya permintaan pembiayaan dari dunia usaha.
“Perkembangan ini mengakibatkan fasilitas pinjaman yang belum dicairkan masih cukup besar, tercermin dari rasio undisbursed loan yang mencapai Rp2.372,11 triliun pada Agustus 2025,” ucap Perry dikutip, Jumat 19 September 2025.
Baca juga: KPK Tahan Lima Tersangka Korupsi Kredit BPR Bank Jepara Artha
Perry mengunngkapkan rasio kredit menganggur terbesar tercatat pada sektor industri, pertambangan, jasa dunia usaha, dan perdagangan.
Adapun jenis pembiayaan yang paling banyak tertahan adalah kredit modal kerja.
Perry mengungkapkan tren kredit yang belum terserap ini dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain sikap menunggu pelaku usaha, tingginya suku bunga kredit, serta meningkatnya penggunaan dana internal perusahaan untuk pembiayaan usaha.
“Dari sisi permintaan, belum kuatnya perkembangan kredit dipengaruhi oleh sikap menunggu pelaku usaha (wait and see), suku bunga kredit yang masih tinggi, dan lebih besarnya pemanfaatan dana internal untuk pembiayaan usahanya,” bebernya.
Baca juga: Menkeu Purbaya Sindir Direksi Bank: Malas Salurkan Kredit, Sabtu-Minggu Main Golf
Adapun pertumbuhan kredit perbankan secara tahunan meningkat dari 7,03 persen (yoy) pada Juli 2025 menjadi 7,56 persen (yoy) di Agustus 2025.