Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Transmigrasi (Kementrans) memastikan kawasan-kawasan transmigrasi akan dikembangkan menjadi pusat-pusat pertumbuhan ekonomi berbasis potensi wilayah. Fokusnya pada pemusatan penduduk, bukan lagi pemindahan penduduk.
Hal ini disampaikan Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam kunjungannya di Kawasan Transmigrasi Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, NTT pada Jumat 14 November 2025.
“Saya akan urai paradigma (cara pandang) baru transmigrasi hari ini. Konsep transmigrasi itu adalah peningkatan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia, melalui pemusatan penduduk. Jadi, saya enggak pakai istilah perpindahan penduduk, saya pakai istilah pemusatan penduduk,” jelas Menteri Iftitah.
Menteri juga berjanji menyelesaikan masalah-masalah yang diadukan warga transmigran dalam pertemuan tersebut.
Baca juga: Sinergi Kementrans-PNM, Wamen Viva Yoga: Menumbuhkan Pelaku UKM, Menciptakan Lapangan Kerja
“Yang HPL (Hak Pengelolaan Lahan), itu saya harus pelajari, saya harus konsultasi dengan ATR/BPN,” kata Menteri Iftitah. “Setiap masalah pasti ada solusinya. Terkait dengan HPL, memang kedatangan saya kesini juga dalam rangka itu. Dalam rangka untuk mempelajari ada apa persoalan HPL ini,” sambungnya.
Tim Ekspedisi Patriot (TEP) dari Universitas Padjajaran (Unpad) yang bertugas di Kawasan Transmigrasi Komodo Sano Nggoang turut memaparkan hasil penelitian lapangan mengenai potensi kawasan Sano Nggoang dan UPT Longge, termasuk peluang pengembangan pertanian kakao, kemiri, serta kebutuhan pelatihan masyarakat untuk mengakses peluang kerja di sektor pariwisata.
“Di UPT (Unit Permukiman Transmigrasi) Longge itu sangat potensial untuk perkebunan kemiri dan kakao di sana. Dan itu jika dikembangkan akan bisa mensuplai banyak untuk kawasan lainnya,” kata Pandya salah satu anggota TEP dari Unpad saat memaparkan laporan hasil penelitian.
“Kalau melihat potensinya yang sangat kelihatan sekali adalah untuk sebagai kawasan penunjang pariwisata dengan adanya jalan pariwisata di Labuan Bajo sampai Golo Mori ini. Jadi kalau mau ngomongin pengembangan ekonomi kita bisa untuk membuat pelatihan lalu persiapan untuk menjadi ke arah sana,” lanjutnya.
Menteri Iftitah menegaskan bahwa program Tim Ekspedisi Patriot Kementerian Transmigrasi akan diperkuat untuk mendampingi masyarakat dalam pendidikan, peningkatan keterampilan, dan pengembangan usaha lokal.
“Saya akan tempatkan para patriot di sana selama 2 tahun. Ngapain mereka? Mereka nanti S2 tapi sambil membimbing masyarakat, membantu masyarakat setiap hari. Sambil satuan permukiman transmigrasi itu saya mau berikan yang terbaik. Dan tidak harus dikasih lahan usaha. Cukup lahan pekarangan, rumah, pekerjaan,” tegasnya.
Menteri Iftitah menutup diskusi dengan menegaskan bahwa kesejahteraan di kawasan transmigrasi harus dirasakan oleh semua warga, bukan hanya transmigran saja.
“Yang namanya insentif dan kesejahteraan bukan hanya milik transmigran. Tapi milik masyarakat transmigrasi. Sekali lagi, mudah untuk saya ucapkan. Tidak mudah untuk dilakukan. Tapi kalau niat kita baik, niat kita bersih, pasti ada jalan. Buktinya satu tahun pemerintahan Bapak Presiden berjalan, sudah 7 ribu sertifikat yang diselesaikan. Paling tidak ada progress,” tutupnya.
Menteri Transmigrasi M. Iftitah Sulaiman Suryanagara dalam kunjungannya di Kawasan Transmigrasi Sano Nggoang, Kab. Manggarai Barat, NTT