Ntvnews.id, Jakarta - Harga minyak mentah berada di level terendah sejak Februari 2021 pada hari Selasa 16 Desember 2025 di tengah kegelisahan yang sedang berlangsung seputar kelebihan pasokan dan ketika prospek kesepakatan damai Rusia-Ukraina.
Minyak mentah mentah turun USD1,64 per barel, turun sekitar 2,71 persen menjadi USD58,92 per barel, sementara AS.
Minyak mentah West Texas Intermediate ditutup pada USD55,27, turun USD1,55, atau 2,73 persen.
"Brent telah turun pagi ini menjadi di bawah USD60 per barel untuk pertama kalinya dalam beberapa bulan, karena pasar menilai kesepakatan damai potensial yang menghasilkan volume Rusia tambahan menjadi tersedia dan kelebihan pasokan pasar lebih jauh," kata analis Rystad Janiv Shah dikutip dari Reuters, Rabu 17 Desember 2025.
Baca juga: Harga Minyak Mentah RI Agustus Turun Jadi 66,07 Dolar AS per Barel, Ini Penyebabnya
Baca juga: Jurus Jitu Menteri Bahlil Hadapi Badai Geopolitik dan Kenaikan Harga Minyak Dunia
Analis Barclays memperkirakan Brent rata-rata USD65 per barel pada 2026, sedikit di depan kurva ke depan, karena surplus 1,9 juta barel per hari yang mereka lihat sebagai harga yang sudah ada.
“Penurunan harga ini menggarisbawahi dinamika struktural pasar energi saat ini – meningkatkan pasokan dan permintaan yang lamban. Kecuali risiko geopolitik atau pergeseran kebijakan campur tangan, kelembutan ini bisa bertahan hingga tahun depan,"
Pertumbuhan produksi pabrik China melambat ke level terendah 15 bulan. Penjualan ritel juga tumbuh pada laju paling lambat sejak Desember 2022, selama pandemi Covid-19.
Kekhawatiran kelebihan pasokan sedikit diimbangi oleh AS yang merebut sebuah kapal tanker minyak di Venezuela pekan lalu.
Tetapi para pedagang dan analis mengatakan melimpahnya penyimpanan mengambang dan lonjakan pembelian China dari Venezuela untuk mengantisipasi sanksi juga membatasi dampak pasar.
Harga Minyak Mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) bulan April sebesar USD87,61 perbarel.