Tak ingin mencoreng pemerintahan era Prabowo yang sudah dibentuk dengan baik, Gus Miftah akui hal yang dilakukannya ini semata-mata demi kemajuan bangsa.
"Saya boleh ada jabatan atau tidak. Saya boleh berhenti dari amanah yg diberikan Bapak Presiden. Bahkan saya boleh ada atau tiada sebagai manusia dan warganegara. Tetapi Indonesia harus terus ada dan bergerak maju menjadi bangsa dan negara yang bersatu, adil, makmur dan bermartabat," pungkasnya.
Sebelumnya telah ramai aksi boikot Gus Miftah dan beredar banyak petisi yang meminta untuk dicopot jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.