Ntvnews.id, Jakarta - Seorang pria muda di Vladivostok, Rusia, harus dilarikan ke rumah sakit setelah mengalami gagal ginjal akut akibat melakukan 2.000 kali squat dalam satu tantangan.
Dokter dari departemen nefrologi Vladivostok Clinical Hospital 2 melaporkan bahwa pria berusia 20-an ini mengalami penurunan fungsi ginjal akibat aktivitas fisik yang berlebihan.
Dilansir dari Oddity Central, Rabu, 26 Maret 2025, pasien mengungkapkan kepada dokter bahwa ia baru saja memenangkan taruhan dengan seorang teman dengan menyelesaikan tantangan 2.000 squat. Namun, setelah itu, ia mulai merasakan berbagai gejala mengkhawatirkan.
Pasien mengeluhkan rasa sakit dan pembengkakan di kakinya, urin berwarna cokelat tua, serta kesulitan buang air kecil. Khawatir dengan kondisinya yang memburuk, ia akhirnya memutuskan untuk mencari perawatan medis di rumah sakit.
Baca Juga: Ahli Sarankan Ibu Hamil Skrining Kehamilan Sebelum Berolahraga saat Puasa
Dokter mendiagnosisnya dengan rhabdomyolysis, kondisi serius yang menyebabkan kerusakan jaringan otot sehingga zat-zat berbahaya masuk ke aliran darah. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa menyebabkan gagal ginjal, gangguan jantung, bahkan kematian.
Olahraga berlebihan diketahui dapat memicu rhabdomyolysis, terutama jika otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk pulih setelah latihan intens.
Pasien mengalami kerusakan otot pada kaki, yang menyebabkan lonjakan kadar kreatinin dan urea dalam darahnya. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa fungsi ginjalnya menurun hingga 50 persen.
Baca Juga: 7 Jenis Olahraga yang Tepat di Bulan Ramadhan
Beruntung, dokter berhasil mengatasi gagal ginjal akutnya tanpa perlu menjalani dialisis. Namun, dampak dari rhabdomyolysis membuatnya harus menjalani masa pemulihan yang cukup lama.
Meskipun kondisinya mulai membaik, fungsi ginjalnya belum sepenuhnya pulih, dan ia harus menjalani rehabilitasi selama 3 hingga 12 bulan.
Rumah sakit pun mengingatkan bahwa olahraga harus dilakukan dengan porsi yang wajar, karena aktivitas fisik yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
"Kekuatan sejati bukan hanya soal pencapaian fisik, tetapi juga tentang bagaimana kita merawat tubuh dengan baik," ujar pihak rumah sakit.