Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto baru saja menyelesaikan kunjungan maraton ke lima negara Timur Tengah: Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Namun, ini bukan sekadar wisata halal atau pencarian oleh-oleh kurma.
Di tengah ancaman tarif 32 persen dari Presiden AS Donald Trump, Prabowo membawa misi berat: mengamankan investasi, memperkuat ekonomi dalam negeri, dan mencari jalan keluar dari tekanan dagang global.
Dari Padang Pasir ke Panggung Diplomasi
Kunjungan ini bukan sekadar jalan-jalan. Di setiap negara, Prabowo membawa agenda serius: memperkuat hubungan politik, membuka peluang kerja sama strategis, dan menarik investasi besar-besaran. Di Qatar, misalnya, Prabowo berhasil mengamankan komitmen investasi sebesar USD 2 miliar ke dalam sovereign wealth fund Indonesia alias Danantara.
"Beliau (Emir Qatar) akan invest dengan Danantara. Satu dana bersama. Beliau komit US$ 2 miliar dolar ya tadi," kata Prabowo.
Sementara itu, di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, Prabowo membuka peluang investasi di bidang energi terbarukan, pengolahan minyak, serta pengembangan proyek strategis hijau berbasis ekonomi berkelanjutan.
Presiden Prabowo dan Raja Abdullah II Saksikan Penandatanganan Empat MoU Strategis Indonesia–Yordania (Sekretariat Presiden)
Tarif Trump: Ujian atau Peluang?
Di tengah kunjungan ini, Prabowo harus menghadapi kabar kurang sedap dari Washington: Presiden Trump mengumumkan tarif 32 persen untuk produk Indonesia. Alih-alih panik, Prabowo melihat ini sebagai momentum untuk memperkuat produk dalam negeri. Ia menyatakan bahwa tarif ini seharusnya menjadi pemicu kebangkitan produk nasional.
Pemerintah Indonesia pun merespons dengan menawarkan konsesi perdagangan kepada AS, termasuk menurunkan tarif impor untuk sejumlah produk AS dan meningkatkan impor barang-barang strategis dari AS.
Prabowo juga melihat pentingnya diversifikasi mitra dagang. Dengan memperkuat hubungan dengan negara-negara Timur Tengah, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti AS dan China. Hal ini sejalan dengan visi Prabowo untuk memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional, khususnya di Global South.
Kunjungan Prabowo ke Timur Tengah menunjukkan bahwa diplomasi aktif dan strategi ekonomi yang cerdas dapat membuka peluang di tengah tantangan global. Dengan mengamankan investasi dan memperkuat hubungan strategis, Indonesia dapat menghadapi tekanan eksternal dengan lebih percaya diri. Semoga langkah-langkah ini membawa manfaat nyata bagi rakyat Indonesia dan memperkuat posisi negara di kancah internasional.