A PHP Error was encountered

Severity: Warning

Message: Invalid argument supplied for foreach()

Filename: libraries/General.php

Line Number: 87

Backtrace:

File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler

File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular

File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once

Kiprah Tiga Asosiasi Ortopedi Bahas Nyeri Tulang untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien - Ntvnews.id

Kiprah Tiga Asosiasi Ortopedi Bahas Nyeri Tulang untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 21 Jul 2025, 11:08
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 resmi digelar pada 16–19 Juli 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dengan menghadirkan pendekatan kolaboratif lintas subspesialisasi ortopedi dalam menangani berbagai tantangan deformitas tulang dan sendi, trauma, serta intervensi nyeri. Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 resmi digelar pada 16–19 Juli 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dengan menghadirkan pendekatan kolaboratif lintas subspesialisasi ortopedi dalam menangani berbagai tantangan deformitas tulang dan sendi, trauma, serta intervensi nyeri. (dokumentasi)

Ntvnews.id, Jakarta - Perhelatan Orthopaedic Concurrent Meeting (OCM) 2025 resmi digelar pada 16–19 Juli 2025 di Hotel Shangri-La, Jakarta, dengan menghadirkan pendekatan kolaboratif lintas subspesialisasi ortopedi dalam menangani berbagai tantangan deformitas tulang dan sendi, trauma, serta intervensi nyeri.

Ajang ini menjadi tonggak sejarah penting karena untuk pertama kalinya tiga asosiasi besar ortopedi di Indonesia bersatu dalam satu forum.

Mengusung tema “Transforming Deformities: Collaborative Strategies for Better Outcomes”, OCM 2025 menghadirkan kolaborasi dari Perhimpunan Dokter Bedah Tulang Belakang Indonesia (IOSSA), Perhimpunan Trauma Ortopedi Indonesia (IOTS), dan Perhimpunan Intervensi Nyeri Ortopedi Indonesia (IOPIS).

“Banyak masyarakat Indonesia yang mengalami kelainan bentuk tulang, mulai dari tulang belakang hingga kaki," kata Ketua OCM 2025, dr. Andra Hendrianto, Sp.OT(K), melalui keterangan tertulis kepada NTVnews.id

Tujuan utama dari pertemuan ini adalah menyatukan sumber daya untuk menangani permasalahan tersebut secara komprehensif,” lanjutnya.

OCM 2025 tidak hanya menjadi wadah bagi para dokter spesialis dan konsultan ortopedi, tetapi juga membuka pintu bagi mahasiswa kedokteran, dokter umum, dan residen ortopedi.

Mereka dapat memperdalam wawasan serta berdiskusi langsung dengan para pakar dari berbagai negara.

Hingga hari pertama pelaksanaan, tercatat sebanyak 533 peserta telah mendaftar. Para pembicara yang hadir berasal dari 13 negara, termasuk Amerika Serikat, Italia, Taiwan, Singapura, Malaysia, Thailand, dan India.

Mereka berbagi pengetahuan melalui kursus teknis, lokakarya kadaver, kuliah umum, diskusi panel multidisipliner, hingga presentasi riset ilmiah.

Ketua PABOI, Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT(K), menyebut bahwa sekitar 80 persen pasien deformitas yang datang ke klinik sudah dalam kondisi mengalami nyeri.

Oleh karena itu, diperlukan pendekatan lintas disiplin untuk penanganan nyeri yang lebih efektif dan menyeluruh.

Senada dengan itu, Ketua IOSSA, Dr. dr. I Gusti Lanang Ngurah Agung Artha Wiguna, SpOT(K), menyoroti pentingnya pembaruan ilmu dalam bidang ortopedi tulang belakang.

Saat ini, jumlah konsultan ortopedi tulang belakang di Indonesia hanya sekitar 138 orang, sementara Kementerian Kesehatan menargetkan setidaknya 500 dokter.

“Alat-alat untuk workshop sangat mahal, termasuk alat operasi dan instrumen lainnya. Karena itu, kami juga mengundang sponsor besar agar pelatihan berjalan maksimal,” imbuhnya.

Dengan semangat kolaborasi dan pembaruan pengetahuan, OCM 2025 diharapkan mampu meningkatkan standar layanan ortopedi nasional serta memberikan dampak langsung terhadap kualitas hidup pasien di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara.

x|close