Ntvnews.id, Jakarta - Setelah resmi di-nonaktifkan sebagai anggota DPR RI, Uya Kuya akhirnya buka suara dan klarifikasi terkait aksi joget-jogetnya yang dianggap sudah menyakiti hati masyarakat Indonesia.
Selain dicopot dari kursi DPR, pemilik nama asli Surya Utama itu harus menelan kenyataan pahit dimana rumah mewahnya di kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur, menjadi korban amuk massa dan seluruh barangnya dijarah.
Menurut Uya bahwa dirinya tidak pernah setuju dengan adanya kenaikan gaji atau tunjangan DPR, karena dianggap kurang tepat.
"Kalau ditanya sama saya, saya enggak setuju. Dan tidak tepat loh itu dilakukan. Tapi setahu saya ya, sepengetahuan saya, selama beberapa bulan saya dilantik menjadi anggota DPR, wacana untuk menaikkan gaji tuh saya tidak pernah dengar," tutur Uya di salah satu tayangan infotainment, 1 September 2025.
Secara tegas, Uya juga mengaku mendukung penuh apabila DPR ingin mengevaluasi biaya tunjangan dan memangkasnya menjadi lebih efesien. Bahkan menurut Uya jika dirinya merasa tidak keberatan jika tunjangan DPR diturunkan.
"Kalau memang tunjangan yang melekat pada anggota DPR RI itu memang harus dievaluasi, harus diturunkan atau apapun itu disesuaikan, saya ikut, saya dukung, saya support," jelasnya.
Selama menjabat menjadi wakil rakyat, Uya merasa jika anggota DPR tidak harus diukur dari berapa besar gaji melainkan tanggung jawabnya.
"Itu kan tuntutan masyarakat. Silakan saja dan yang jelas, seorang DPR RI itu kita bicara bukan membicarakan tunjangan atau gaji. Tapi tanggung jawabnya, apa yang harus dia lakukan sama masyarakatnya," pungkasnya.
Meskipun jika kedepannya tunjangan DPR akan diperkecil, menurut Uya seharusnya hal itu tidak akan mempengaruhi kinerja wakil rakyat.
"Insya Allah enggak. Insya Allah aman, insya Allah," tutupnya.