Menjawab Tantangan Generasi Muda, Perpusnas Sediakan Berbagai Kegiatan di Layanan Anak

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Okt 2025, 14:17
thumbnail-author
Beno Junianto
Penulis & Editor
Bagikan
“Semangat Hari Sumpah Pemuda selaras juga dengan visi kami di Perpustakaan Nasional,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Bahan dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Suharyanto. “Visi kami, menjadi perpustakaan yang transformatif dalam meningkatkan budaya baca dan literasi, untuk mewujudkan bangsa bermartabat bersama Indonesia maju menuju Indonesia emas,” sambungnya, saat dirinya hadir meninjau Kelana (Kelas Literasi Anak) edisi spesial Hari Sumpah Pemuda, di Jakarta (26/10/2025).   “Dalam menjawab tantangan untuk generasi muda ke depan, kami tuangkan dalam misi kami di Perpusnas,” tambahnya. Ia menjabarkan, misi Perpusnas yang pertama adalah memperkuat budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi masyarakat. Kedua, memperkuat perpustakaan digital dengan memanfaatkan teknologi terkini. Ketiga, meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan sesuai standar. Keempat, memperkuat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Lalu yang kelima, memperkuat peran masyarakat dalam gerakan budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi, meningkatkan kualitas tenaga perpustakaan, dan adalah memajukan maskah kuno nusantara untuk memperkokoh jati diri bangsa.  Lebih lanjut ia mengatakan, misi-misi tersebut dituangkan dalam berbagai program kegiatan di Perpusnas. “Salah satu programnya yaitu mulai dari penyediaan bahan baca bermutu bagi anak-anak. Kami membuat bahan baca bermutu sebanyak seribu judul untuk 10.000 taman bacaan dan desa dan kelurahan. Kegiatan-kegiatan lainnya yaitu kegiatan mendekatkan masyarakat ke perpustakaan. Salah satunya adalah melalui kegiatan di layanan anak di perpustakaan nasional,” sebutnya.  Ia menjelaskan, anak-anak hadir di perpustakaan nasional bukan hanya untuk membaca buku, tetapi untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya, dongeng, sulap, bercerita, dan juga kegiatan-kegiatan bagaimana agar anak-anak bisa berani tampil, berbicara. “Hari ini kami mencoba memberikan nilai tambah dengan berkolaborasi bersama Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) dan Parentsea, serta melibatkan Pustakawan dalam rangka memberikan layanan-layanan. Inovasi kali ini adalah pemberian 3 layanan, yaitu Konsultasi Pemustaka Anak, Konsultasi Public Speaking Anak, dan Psikoedukasi Orang Tua dan Anak,” tuturnya. Founder sekaligus Coach KOWA, Dyah Rachmawati Sugiyanto mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan model baru dari yang selama ini diselenggarakannya di Perpusnas. “Biasanya kami memberi pelatihan singkat, sifatnya belajar sambil bermain bersama pemustaka anak yang berkunjung ke Perpusnas di akhir pekan. Kali ini kami memberikan konsultasi gratis seputar public speaking anak kepada pengunjung yang mendaftar,” ungkapnya. “Berkolaborasi juga bersama Parentsea, kami sepakat berpendapat bahwa kegiatan hari ini jauh lebih berdampak dan tepat sasaran. Semoga program inovatif ini dapat terus berlanjut,” harapnya.  Dalam kesempatan yang sama, Deputi Suharyanto mengucapkan terimakasih atas kerja sama dengan KOWA yang telah berlangsung kurang lebih 3 tahun. “Ini merupakan bentuk nyata misi kami, untuk berkolaborasi dengan semua kalangan masyarakat untuk beraktivitas di Perpusnas, terutama kita mulai dengan budaya baca anak-anak,” pungkasnya.  “Semangat Hari Sumpah Pemuda selaras juga dengan visi kami di Perpustakaan Nasional,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Bahan dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Suharyanto. “Visi kami, menjadi perpustakaan yang transformatif dalam meningkatkan budaya baca dan literasi, untuk mewujudkan bangsa bermartabat bersama Indonesia maju menuju Indonesia emas,” sambungnya, saat dirinya hadir meninjau Kelana (Kelas Literasi Anak) edisi spesial Hari Sumpah Pemuda, di Jakarta (26/10/2025). “Dalam menjawab tantangan untuk generasi muda ke depan, kami tuangkan dalam misi kami di Perpusnas,” tambahnya. Ia menjabarkan, misi Perpusnas yang pertama adalah memperkuat budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi masyarakat. Kedua, memperkuat perpustakaan digital dengan memanfaatkan teknologi terkini. Ketiga, meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan sesuai standar. Keempat, memperkuat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Lalu yang kelima, memperkuat peran masyarakat dalam gerakan budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi, meningkatkan kualitas tenaga perpustakaan, dan adalah memajukan maskah kuno nusantara untuk memperkokoh jati diri bangsa. Lebih lanjut ia mengatakan, misi-misi tersebut dituangkan dalam berbagai program kegiatan di Perpusnas. “Salah satu programnya yaitu mulai dari penyediaan bahan baca bermutu bagi anak-anak. Kami membuat bahan baca bermutu sebanyak seribu judul untuk 10.000 taman bacaan dan desa dan kelurahan. Kegiatan-kegiatan lainnya yaitu kegiatan mendekatkan masyarakat ke perpustakaan. Salah satunya adalah melalui kegiatan di layanan anak di perpustakaan nasional,” sebutnya. Ia menjelaskan, anak-anak hadir di perpustakaan nasional bukan hanya untuk membaca buku, tetapi untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya, dongeng, sulap, bercerita, dan juga kegiatan-kegiatan bagaimana agar anak-anak bisa berani tampil, berbicara. “Hari ini kami mencoba memberikan nilai tambah dengan berkolaborasi bersama Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) dan Parentsea, serta melibatkan Pustakawan dalam rangka memberikan layanan-layanan. Inovasi kali ini adalah pemberian 3 layanan, yaitu Konsultasi Pemustaka Anak, Konsultasi Public Speaking Anak, dan Psikoedukasi Orang Tua dan Anak,” tuturnya. Founder sekaligus Coach KOWA, Dyah Rachmawati Sugiyanto mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan model baru dari yang selama ini diselenggarakannya di Perpusnas. “Biasanya kami memberi pelatihan singkat, sifatnya belajar sambil bermain bersama pemustaka anak yang berkunjung ke Perpusnas di akhir pekan. Kali ini kami memberikan konsultasi gratis seputar public speaking anak kepada pengunjung yang mendaftar,” ungkapnya. “Berkolaborasi juga bersama Parentsea, kami sepakat berpendapat bahwa kegiatan hari ini jauh lebih berdampak dan tepat sasaran. Semoga program inovatif ini dapat terus berlanjut,” harapnya. Dalam kesempatan yang sama, Deputi Suharyanto mengucapkan terimakasih atas kerja sama dengan KOWA yang telah berlangsung kurang lebih 3 tahun. “Ini merupakan bentuk nyata misi kami, untuk berkolaborasi dengan semua kalangan masyarakat untuk beraktivitas di Perpusnas, terutama kita mulai dengan budaya baca anak-anak,” pungkasnya. (dok)

Ntvnews.id, Jakarta - Punya anak balita dan usia SD tapi bingung menghabiskan waktu weekend bareng keluarga kemana? Tenang aja, karena Layanan Koleksi Anak Perpustakaan Nasional RI menyediakan berbagai macam koleksi yang bersifat edukatif sekaligus rekreatif untuk memupuk minat baca anak sedari dini, seperti menyediakan koleksi buku bergambar untuk balita, koleksi buku umum dari berbagai subjek mulai dari agama, pengetahuan alam, sejarah untuk anak usia sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.

“Semangat Hari Sumpah Pemuda selaras juga dengan visi kami di Perpustakaan Nasional,” ujar Deputi Bidang Pengembangan Bahan dan Jasa Informasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas), Suharyanto.

“Visi kami, menjadi perpustakaan yang transformatif dalam meningkatkan budaya baca dan literasi, untuk mewujudkan bangsa bermartabat bersama Indonesia maju menuju Indonesia emas,” sambungnya, saat dirinya hadir meninjau Kelana (Kelas Literasi Anak) edisi spesial Hari Sumpah Pemuda, di Jakarta (26/10/2025).  

“Dalam menjawab tantangan untuk generasi muda ke depan, kami tuangkan dalam misi kami di Perpusnas,” tambahnya.

Ia menjabarkan, misi Perpusnas yang pertama adalah memperkuat budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi masyarakat. Kedua, memperkuat perpustakaan digital dengan memanfaatkan teknologi terkini. Ketiga, meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan sesuai standar.

misi Perpusnas yang pertama adalah memperkuat budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi masyarakat. Kedua, memperkuat perpustakaan digital dengan memanfaatkan teknologi terkini. Ketiga, meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan sesuai standar. <b>(dok)</b> misi Perpusnas yang pertama adalah memperkuat budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi masyarakat. Kedua, memperkuat perpustakaan digital dengan memanfaatkan teknologi terkini. Ketiga, meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan sesuai standar. (dok)

Keempat, memperkuat program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Lalu yang kelima, memperkuat peran masyarakat dalam gerakan budaya baca dan peningkatan kecakapan literasi, meningkatkan kualitas tenaga perpustakaan, dan adalah memajukan maskah kuno nusantara untuk memperkokoh jati diri bangsa.

Lebih lanjut ia mengatakan, misi-misi tersebut dituangkan dalam berbagai program kegiatan di Perpusnas. “Salah satu programnya yaitu mulai dari penyediaan bahan baca bermutu bagi anak-anak. Kami membuat bahan baca bermutu sebanyak seribu judul untuk 10.000 taman bacaan dan desa dan kelurahan. Kegiatan-kegiatan lainnya yaitu kegiatan mendekatkan masyarakat ke perpustakaan. Salah satunya adalah melalui kegiatan di layanan anak di perpustakaan nasional,” sebutnya.

Ia menjelaskan, anak-anak hadir di perpustakaan nasional bukan hanya untuk membaca buku, tetapi untuk melakukan berbagai kegiatan. Misalnya, dongeng, sulap, bercerita, dan juga kegiatan-kegiatan bagaimana agar anak-anak bisa berani tampil, berbicara.

“Hari ini kami mencoba memberikan nilai tambah dengan berkolaborasi bersama Kelas Olah Wicara Anak (KOWA) dan Parentsea, serta melibatkan Pustakawan dalam rangka memberikan layanan-layanan. Inovasi kali ini adalah pemberian 3 layanan, yaitu Konsultasi Pemustaka Anak, Konsultasi Public Speaking Anak, dan Psikoedukasi Orang Tua dan Anak,” tuturnya.

Founder sekaligus Coach KOWA, Dyah Rachmawati Sugiyanto mengatakan bahwa kegiatan hari ini merupakan model baru dari yang selama ini diselenggarakannya di Perpusnas. “Biasanya kami memberi pelatihan singkat, sifatnya belajar sambil bermain bersama pemustaka anak yang berkunjung ke Perpusnas di akhir pekan. Kali ini kami memberikan konsultasi gratis seputar public speaking anak kepada pengunjung yang mendaftar,” ungkapnya.

“Berkolaborasi juga bersama Parentsea, kami sepakat berpendapat bahwa kegiatan hari ini jauh lebih berdampak dan tepat sasaran. Semoga program inovatif ini dapat terus berlanjut,” harapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Suharyanto mengucapkan terimakasih atas kerja sama dengan KOWA yang telah berlangsung kurang lebih 3 tahun. “Ini merupakan bentuk nyata misi kami, untuk berkolaborasi dengan semua kalangan masyarakat untuk beraktivitas di Perpusnas, terutama kita mulai dengan budaya baca anak-anak,” pungkasnya.

Baca Juga: Pramono Anung Akan Buka Museum dan Perpustakaan Sampai Malam

x|close