Arash Azizi, seorang peneliti di Pusat Studi Masa Depan Jangka Panjang Frederick S. Pardee Universitas Boston, menyatakan bahwa banyak tokoh Iran memperingatkan tentang risiko perang besar yang bisa merusak negara dan merugikan rezim.
Baca Juga: Ditanya Bakal Terbitkan Perppu Pilkada, Jokowi: Enggak Ada, Pikiran Saja Engga Ada
Penambahan aset militer AS di dekat Iran juga tampaknya telah menahan Teheran dari melancarkan serangan. Peningkatan kehadiran militer AS ini membuat Iran lebih berhati-hati, menurut Pentagon.
Iran sebelumnya menunjukkan penolakan terhadap perang dengan AS, seperti terlihat setelah pembunuhan jenderal Qassem Soleimani pada 2020, di mana respons Iran tetap terukur untuk menghindari konflik besar dengan AS.
Selain itu, Iran mungkin enggan bertindak yang bisa merusak upaya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, untuk menghindari dicap sebagai pengganggu di komunitas internasional.