Ntvnews.id, Rusia - Presiden Rusia Vladimir Putin telah memicu kontroversi dengan dilaporkan mendesak warga untuk menggunakan waktu istirahat kerja mereka untuk berhubungan seks sebagai bagian dari strategi berani untuk memerangi angka kelahiran yang menurun di negara itu.
Menurut laporan Metro, angka kelahiran di Rusia saat ini sekitar 1,5 anak per wanita, penurunan signifikan dari angka 2,1 yang dibutuhkan untuk mempertahankan populasi.
Tanggapan pemerintah terhadap penurunan angka kelahiran Menanggapi statistik fertilitas yang mengkhawatirkan, Menteri Kesehatan Dr. Yevgeny Shestopalov telah menepis argumen bahwa jadwal kerja yang padat menghalangi orang untuk memulai keluarga.
"Hidup berlalu begitu cepat," komentar Shestopalov, menekankan bahwa bahkan mereka yang bekerja 12 hingga 14 jam sehari harus menggunakan waktu istirahat mereka untuk prokreasi.
Presiden Rusia Vladimir Putin (President of Rusia)
Putin sebelumnya telah menyoroti urgensi situasi tersebut, dengan menegaskan, "Melestarikan rakyat Rusia adalah prioritas nasional tertinggi kita. Nasib Rusia...bergantung pada berapa banyak dari kita yang akan ada di sana. Ini adalah masalah kepentingan nasional."
Penurunan angka kelahiran Rusia telah mencapai titik terendah sejak 1999, dengan kurang dari 100.000 kelahiran hidup dilaporkan pada bulan Juni. Euro News mengutip Rosstat, badan statistik resmi Rusia, yang mengungkapkan bahwa ada 16.000 kelahiran lebih sedikit pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.