Ntvnews.id, Kolombia - Setidaknya dua tentara tewas dan 26 lainnya terluka dalam serangan bom yang terjadi di sebuah pangkalan militer di Kolombia. Militer Kolombia menuduh kelompok gerilyawan sayap kiri, Tentara Pembebasan Nasional (ELN), sebagai pelaku serangan tersebut.
Dilansir dari AFP, Kamis, 19 September 2024, sejak Agustus, ELN semakin gencar menyerang target militer setelah memutuskan untuk tidak memperpanjang gencatan senjata yang telah berlaku sejak 2023 sebagai bagian dari negosiasi perdamaian yang berlangsung tidak konsisten sejak tahun sebelumnya.
"Ini adalah tindakan yang pada dasarnya menutup proses perdamaian dengan kekerasan," kata Presiden Kolombia, Gustavo Petro, terkait serangan tersebut, meski tanpa memberikan banyak detail.
Baca Juga: Densus 88 Tangkap 7 Provokator Kedatangan Paus di Jakarta: dari Isu Bom hingga Pembakaran
Serangan bom tersebut terjadi di kota Puerto Jordan, wilayah timur Arauca, dekat perbatasan Venezuela, sebagaimana dilaporkan militer Kolombia di media sosial X pada Rabu, 17 September 2024, berdasarkan laporan dari kantor berita AFP.
Kementerian Pertahanan Kolombia menyebutkan bahwa dua tentara berpangkat rendah tewas, sementara 26 lainnya terluka, termasuk lima di antaranya yang mengalami luka serius.
Presiden Petro, yang menjadi presiden sayap kiri pertama di Kolombia, berkomitmen saat terpilih pada 2022 untuk mewujudkan perdamaian penuh di negara itu dengan membuka dialog dengan berbagai kelompok, termasuk ELN.