Ntvnews.id, Jakarta - Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan fenomena yang disebut sebagai "bulan kembar," di mana beberapa orang mengira mereka melihat dua bulan di langit secara bersamaan.
Namun, menurut periset dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin menjelaskan istilah ini tidak sepenuhnya tepat.
Baca Juga:
Real Madrid Menang Dramatis 3-2 atas Alaves, Pertahankan Tren Positif di LaLiga
Dalam keterangannya ia mengatakan bahwa satu-satunya satelit alami Bumi yang terlihat dengan mata telanjang adalah Bulan. Namun, di beberapa kesempatan, benda langit lain seperti asteroid dapat terperangkap oleh gravitasi Bumi.
Ilustrasi Bulan. (Pixabay)
"Bulan adalah satu-satunya satelit alami Bumi yang ukurannya besar dan terlihat dengan mata telanjang. Namun, pada periode tertentu, objek lain seperti asteroid dapat terperangkap dalam gravitasi Bumi dan sementara waktu mengelilingi Bumi. Objek ini sering disebut sebagai 'bulan mini' atau 'mini moon'," katanya dikutip dari Antara.