Ntvnews.id, Tel Aviv - Jenazah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dilaporkan telah dipindahkan ke lokasi rahasia di Israel setelah menjalani autopsi.
Dilansir dari Times of Israel, Sabtu, 19 Oktober 2024, menyebutkan bahwa setelah autopsi dilakukan di Institut Forensik Abu Kabir pada Kamis, 17 Oktober malam waktu setempat, jenazah Sinwar dipindahkan ke lokasi yang dirahasiakan.
Autopsi tersebut mengonfirmasi bahwa Sinwar meninggal akibat luka tembak di kepala serta akibat ledakan granat. Saat ini, lembaga forensik masih menunggu hasil tes tambahan untuk mengetahui apakah ada obat-obatan atau zat lain yang ditemukan dalam darahnya saat kematiannya.
Baca Juga: Abu Janda: Saya Sudah Bersumpah Tidak Mau Mendukung Palestina!
Israel secara resmi mengonfirmasi bahwa Sinwar tewas dalam serangan di Rafah pada Rabu, 16 Oktober 2024 waktu setempat, setelah pasukan mereka melakukan patroli rutin di Gaza. Selama setahun terakhir, Israel aktif melacak keberadaan Sinwar, yang dianggap sebagai dalang serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023.
Dalam upaya pencarian tersebut, Israel menggencarkan operasinya dengan bantuan dari Badan Keamanan Shin Bet. Brigade 828 Israel yang beroperasi di Rafah berhasil mengidentifikasi dan menewaskan tiga anggota milisi yang mereka sebut sebagai "teroris", meski mereka belum menyadari bahwa salah satunya adalah Yahya Sinwar.
Juru bicara IDF, Daniel Hagari, kemudian menjelaskan bahwa pasukan Israel terlibat baku tembak dengan ketiga orang tersebut. Salah satu dari mereka, yang kemudian diketahui sebagai Sinwar, melarikan diri dan bersembunyi di sebuah bangunan.