Setelah menyelesaikan studinya selama satu tahun di Inggris, Budi kembali ke Indonesia untuk melanjutkan tugasnya sebagai prajurit. Namun, semangat belajarnya tak surut dan ia terus mempelajari bidang ilmu lain. Akhirnya, ia meraih gelar master dalam Ilmu Hukum, Manajemen, serta gelar doktor dalam Ilmu Politik pada tahun 2018.
Di Kantor MURI, Budi menyampaikan bahwa keinginannya untuk terus menimba ilmu hingga mengoleksi berbagai gelar akademik ini didasarkan pada keyakinannya bahwa ilmu adalah senjata yang paling ampuh. Ia terinspirasi oleh kutipan dari Nelson Mandela: “Pendidikan adalah senjata paling kuat yang dapat kamu pakai untuk mengubah dunia.”
Karenanya, Budi berkomitmen untuk terus menimba ilmu. Bahkan, saat ini, Mayjen Budi sedang dalam proses menyelesaikan pendidikan doktoralnya di bidang Ilmu Hukum.
Bagi Budi, belajar bukanlah sesuatu yang sulit. Ia mengaku menikmati masa-masa studinya, sehingga waktu luangnya dan hari libur pun ia manfaatkan untuk belajar.
Mayjen TNI Associate Prof. Dr. Budi Pramono, S.I.P., S.H., M.A., M.M., M.H., (GSC)., CIQaR., CIQnR., MOS., MCE., CIMMR., (Antara)
“Asalkan ada willingness (kemauan, red.) semua bisa diatasi,” tutur Budi, yang saat ini bertugas sebagai Staf Khusus Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD).
Dalam bidang militer, pendidikan yang diikuti Budi juga sangat lengkap. Ia menjalani kursus dan pendidikan Regimental Officer Advanced Course (Suslapa-II) di Australia pada 1996, kemudian National Security Intelligence Training Course di Taiwan pada 1999. Pada tahun 2001, ia menjadi lulusan terbaik di Command and General Staff College di School of General Staff and Command di Manila, Filipina. Selanjutnya, ia mengikuti United Nations Logistics Course di Port Dickson pada 2002, Austfamil Course di Laverton, Australia pada 2003, dan Emergency Management Australia Course pada 2004.
Sepanjang kariernya, Budi memulai kecabangan di Artileri Pertahanan Udara (Arh) setelah lulus dari Akmil, dan bertugas sekitar 10 tahun di Kostrad, lalu berlanjut di Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI. Pada tahun 2012, ia diangkat sebagai Atase Pertahanan (Athan) RI di Iran, yang juga mencakup wilayah Irak, Azerbaijan, dan Turkmenistan. Dalam peran sebagai athan, ia menerima penghargaan dari Duta Besar RI di Iran dan menjabat sebagai ketua asosiasi athan-athan (MAAT) di Teheran, Iran.