Selain emas, MIND ID juga telah mulai memproduksi asam sulfat, yang sangat dibutuhkan di sektor pertanian, terutama dalam pembuatan pupuk. Produksi asam sulfat dalam negeri ini diharapkan dapat menggantikan impor yang selama ini diperlukan.
“Kebutuhan ini sebelumnya berasal dari impor. Padahal, kita sangat membutuhkan asam sulfat untuk memproduksi pupuk di dalam negeri,” pungkasnya.
Pada tahun ini, MIND ID mencapai milestone penting dalam hilirisasi komoditas mineral dengan berhasil merampungkan dua proyek hilirisasi besar.
Hilirasi BUMN MIND ID (Istimewa)
Pertama, pembangunan pabrik pemurnian konsentrat tembaga PT Freeport Indonesia di Manyar, Gresik, Jawa Timur, yang merupakan smelter tembaga terbesar di dunia dengan investasi sekitar Rp58 triliun.
Smelter ini memiliki kapasitas input sebesar 1,7 juta ton konsentrat per tahun dan mampu menghasilkan 650.000 ton katoda tembaga, 50 ton emas, serta 210 ton perak.
Kedua, pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 di Mempawah, Kalimantan Barat, yang menelan investasi sebesar Rp16 triliun. Fasilitas ini mampu menyerap 3,3 juta ton bijih bauksit per tahun dan menghasilkan 1 juta ton alumina sebagai bahan baku aluminium.
Ke depan, MIND ID berencana melanjutkan investasi pada SGAR Fase 2, yang akan memperkuat kapasitas produksi alumina serta membangun pabrik smelter untuk memproduksi aluminium.