Romo Martin bergegas memimpin doa bersama, sebagai upaya untuk menenangkan seluruh keluarga Seminari San Dominggo, sembari beberapa orang yang terluka mendapatkan pertolongan pertama dari sebagian yang lainnya.
Hingga sekitar pukul 04.00 WITA, bantuan dari otoritas setempat datang untuk mengevakuasi seluruh orang di seminari tersebut.
Seluruh siswa, guru, dan karyawan dievakuasi ke tempat yang lebih aman, sementara Romo Martin memutuskan untuk menetap, demi melaksanakan amanat dan tugas moral yang diembannya.
Pada kejadian tersebut, seluruhnya selamat, namun tidak seberuntung keluarga Seminari San Dominggo. Sebanyak 10 orang warga sekitar menjadi korban muntahan batu pijar gunung Lewotobi Laki-laki.
Romo Martin secara arif menyampaikan bahwa ini semua merupakan kekuasaan Tuhan, di mana mereka yang tidak selamat bukan berarti bahwa mereka penuh dosa dan layak untuk dicelakakan.
"Mereka meninggal, ini cara Tuhan ambil mereka. Kita masih hidup, berarti Tuhan beri kesempatan untuk kita hidup untuk selalu berbuat baik," ucap Romo Martin, mengambil hikmah dari bayang-bayang kiamatnya.