Dia juga menyebutkan bahwa Iran sedang menunggu kejelasan kebijakan dari pemerintahan baru AS sebelum menentukan langkahnya.
Araqchi memastikan bahwa pertemuan seperti itu tidak mendapat izin dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. "Tidak ada izin dari pimpinan untuk pertemuan semacam itu," tegasnya.
Baca Juga: Elon Musk Gelontorkan Rp1,16 Triliun Buat Kampanye Trump
Sementara itu, hubungan antara Iran dan IAEA tengah memburuk akibat berbagai perselisihan, termasuk larangan bagi ahli pengayaan uranium IAEA untuk masuk ke Iran serta belum adanya penjelasan terkait temuan jejak uranium di lokasi yang tidak terdaftar.
Araqchi menyoroti sensitivitas program nuklir Iran ke depan. "Jalur nuklir kami di tahun mendatang akan sensitif dan kompleks, dan kami siap untuk konfrontasi atau kerja sama," ungkapnya.
Dia juga menyatakan bahwa kesepakatan nuklir 2015 yang ditinggalkan oleh Trump pada 2018 kini sudah tidak lagi memiliki nilai signifikan bagi Iran.
"Jika negosiasi dimulai, pakta nuklir dapat menjadi acuan, tetapi tidak lagi memiliki arti penting sebelumnya. Kita harus mencapai kesepakatan yang layak," tambahnya.