Sejak 4 November, Ratusan Ribu Situs Judol Ditutup Pemerintahan Prabowo

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2024, 08:38
Moh. Rizky
Penulis
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024). Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menyampaikan keterangan di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis (14/11/2024). (Dok.Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Ratusan ribu situs judi online (judol) ditutup pemerintah. Tepatnya 104.819 situs judol yang ditutup pemerintah, melalui Desk Pemberantasan Perjudian Daring.

Jumlah itu terhitung sejak 4 sampai 19 November 2024.

"Desk judi online di bawah pimpinan Menko Polkam itu rapat pertama tanggal 4 November, kita lihat sampai 19 November untuk situs-situs yang ditutup sudah 104.819, itu kalau dihitung dari 4 November," ujar Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Komunikasi dan Digital, Jakarta Pusat, Kamis, 21 November 2024.

Ia menambahkan, apabila dihitung sejak pemerintahan Kabinet Merah Putih terbentuk pada 20 Oktober 2024, total sekitar 380.000 situs judi online telah ditutup. Di samping menutup situs judi online, desk ini juga telah mengajukan permohonan pemblokiran rekening bank yang terindikasi terkait judi online sebanyak 651 permohonan sepanjang bulan November.

"Untuk permohonan pemblokiran rekening bank untuk November saja, yaitu wilayah kerja desk judi online ini, kami sudah mengirimkan 651 permohonan untuk kemudian rekening bank ini ditindaklanjuti atau diblokir," papar Meutya.

Walau demikian, ia mengakui tindak lanjut pemblokiran rekening tidak dapat dilakukan oleh Kementerian Komdigi sendiri, tapi juga memerlukan bantuan dari perbankan. Meutya pun merinci beberapa bank di Indonesia yang telah membantu memblokir rekening yang terindikasi judi online, antara lain Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Mandiri, Niaga, BSI, Danamon, dan lainnya.

"Teman-teman di industri bank juga untuk membantu, kami memantau salah satu yang paling banyak (membantu) adalah Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Mandiri, Niaga, BSI, Danamon, dan lain-lain," tuturnya.

Meutya mengatakan bahwa dalam konteks judi online, rekening bagaikan nadi, sementara situs adalah tangannya.

"Artinya sekali lagi kerja sama yang kuat dengan perbankan akan sangat dibutuhkan karena sekali lagi, nadi dari judi online ini ada justru di rekening atau aliran dana," tandasnya.

Halaman
x|close