Ntvnews.id, Jakarta - Kepolisian Federal Brasil pada Kamis mendakwa mantan Presiden Jair Bolsonaro bersama 36 orang lainnya atas dugaan upaya kudeta setelah pemilihan presiden pada Oktober 2022.
Selama dua tahun terakhir, penyelidikan dilakukan terhadap Bolsonaro dan para pendukung setianya yang diduga terlibat dalam sebuah organisasi criminal yang berupaya membatalkan kemenangan Presiden Luiz Inácio Lula da Silva dan Wakilnya Geraldo Alckmin.
Penyelidikan tersebut menghasilkan tuduhan terhadap Bolsonaro dan 36 orang lainnya terkait upaya kudeta dan penghancuran supremasi hukum demokratis melalui kekerasan, tersangka lainnya termasuk penasihat dan mantan menteri yang menjabat pada masa kepresidenannya.
Baca Juga : Hadiri Indonesia-Brazil Business Forum 2024, Prabowo: Kami Ingin Ciptakan Lingkungan Bisnis yang Positif
Di antara para terdakwa, terdapat Walter Braga Neto, mantan Menteri Pertahanan dan calon Wakil Presiden yang mendampingi Bolsonaro dalam pemilihan presiden 2022, di mana mereka kalah dari Lula dan Alckmin, Neto diduga berencana menindak keras personel militer yang menolak upaya kudeta.
Penyidik menemukan bahwa para pelaku memiliki peran berbeda dalam menjalankan enam tugas utama, yaitu menyebarkan disinformasi, menyerang sistem pemilu, menghasut militer untuk bergabung dalam kudeta, serta melakukan upaya-upaya lain melalui jalur hukum.
Selain itu, beberapa pihak juga bertanggung jawab dalam mendukung operasional kudeta, mengumpulkan intelijen paralel, dan memimpin langkah-langkah kekerasan.
Baca Juga : Prabowo Ingin Belajar Kesuksesan Brazil Garap Makan Bergizi Gratis dan Energi Terbarukan