Ntvnews.id, Jakarta -Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati mendadak menjadi sorotan publik setelah ucapannya yang menggunakan istilah "rakyat jelata".
Hal ini ia sampaikan saat merespons tindakan Gus Miftah yang dianggap menghina pedagang es teh di media sosial.
Istilah tersebut memicu beragam reaksi dari warganet, banyak yang menganggapnya kurang sensitif dalam konteks kehidupan masyarakat kecil.
Baca Juga: Buntut Alshad Ahmad Klarifikasi, Instagram Tiara Andini Dibanjiri Komentar 'Ibu Tiri'
Setelah menerima kritik, Adita Irawati segera menyampaikan permohonan maaf kepada publik. Ia mengakui bahwa penggunaan diksi tersebut tidak tepat dan menyebut tidak ada maksud tertentu di balik ucapannya.
"Pada kesempatan ini, saya ingin menjelaskan terkait peryataan saya yang sedang ramai menjadi perbincangan publik. Saya memahami diksi yang saya gunakan dianggap kurang tepat," ujarnya dikutip dari akun Instagram resmi Kantor Komunikasi Kepresidenan, Jumat 6 Desember 2024.
"Untuk itu secara pribadi, saya memohon maaf atas kejadian ini yang menyebabkan kontroversi di tengah masyarakat. Perlu saya sampaikan kejadian ini sama sekali tidak disengaja dan sangat mungkin terjadi, karena adanya pergeseran makna pada diksi yang saya gunakan diera saat ini." tambahnya.
Ia juga menjelaskan bahwa istilah tersebut dipilih berdasarkan arti yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
"Saya menggunakan diksi tersebut, sesuai arti dan makna yang tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), yang artinya adalah rakyat biasa." jelasnya.
Lihat postingan ini di Instagram
Lantas siapakah Adita Irawati? berikut profil singkatnya
Adita Irawati lahir pada 15 Februari 1971 di Yogyakarta. Ia menempuh pendidikan tinggi di Universitas Gadjah Mada (UGM) dan berhasil meraih gelar sarjana Hubungan Internasional.
Setelah menyelesaikan pendidikannya, Adita memulai karier sebagai Trainee Manager di McDonald's Indonesia Yogyakarta pada 1994–1995.
Tidak lama setelah itu, Adita melanjutkan kariernya di bidang komunikasi sebagai Public Relations Assistant di Surya Citra Televisi (SCTV) Surabaya pada 1995–1996.
Karier Adita terus berkembang saat ia bergabung dengan PT Indosat sebagai Surabaya Division Account Executive pada 1996. Perjalanan di perusahaan telekomunikasi ini semakin melesat ketika ia diangkat menjadi Management Trainee (1996–1997) dan kemudian Investor Relations Analyst (1997–2001) di Divisi Hubungan Investor.
Pada 2002, Adita berpindah ke PT Satelindo sebagai Manager Public Relations Department.
Pada 2011, Adita memperluas pengaruhnya di sektor BUMN dengan bergabung di PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) sebagai Senior Vice President Corporate Secretary.
Setelah itu, pada 2013, ia melangkah lebih jauh dengan bergabung di PT Telkomsel sebagai Vice President Corporate Communications.
Pada 2018, Adita memulai babak baru dalam kariernya dengan menjadi Staf Khusus Presiden Joko Widodo. Kemudian, pada Februari 2020, ia diangkat menjadi Juru Bicara Kementerian Perhubungan, posisi yang diembannya hingga Oktober 2024. Selama periode ini, ia juga menjabat di PT Citilink Indonesia.
Pada 2024, Adita diangkat sebagai Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, di mana ia terus berkontribusi dalam membangun komunikasi antara pemerintah dan masyarakat.