Ntvnews.id, Jakarta - Elon Musk dalam akun X atau Twitternya memberikan komentar mengejutkan bahwa Singapura dan beberapa negara lain sedang menghadapi ancaman "kepunahan". Hal ini disebabkan oleh tingkat fertilitas yang terus menurun di beberapa negara.
Komentar tersebut muncul saat Elon Musk merespons cuitan Mario Nawfal, seorang influencer di X, yang menyebutkan bahwa Singapura sedang mengalami krisis bayi. Nawfal mengacu pada data yang dipublikasikan oleh Newsweek.
"Krisis Bayi di Singapura: Akankah Robot Menyelamatkan?" demikian isi tweet Nawfal. Disebutkan bahwa angka kelahiran di Singapura telah mencapai tingkat terendah, yaitu hanya 0,97 anak per perempuan. Jumlah ini jauh di bawah angka 2,1 yang diperlukan untuk mempertahankan populasi.
Singapore (and many other countries) are going extinct https://t.co/YORyakBynm
— Elon Musk (@elonmusk) December 5, 2024
"Implikasinya? Lebih banyak lansia, lebih sedikit pekerja, dan tenaga kerja semakin berkurang. Dari pabrik hingga pengiriman makanan, robot mulai menggantikan tenaga manusia yang tidak mencukupi," ungkapnya.
"Pada tahun 2030, hampir 1 dari 4 warga Singapura akan berusia di atas 65 tahun, dengan rasio dukungan yang menurun menjadi 4 pekerja dewasa untuk setiap lansia. Sebagai perbandingan, pada tahun 2014, rasionya adalah 6," tambahnya.
Elon Musk (Istimewa)
Nawfal juga menyoroti bahwa pemerintah Singapura sedang berupaya meningkatkan partisipasi tenaga kerja lansia dan mendorong penggunaan robot sebagai solusi. Singapura saat ini tercatat memiliki jumlah robot tertinggi kedua di dunia berdasarkan densitas.
Elon Musk kemudian menanggapi tweet tersebut dengan pernyataan singkat: "Singapore (and many other countries) are going extinct (Singapura (dan banyak negara lainnya) sedang menuju kepunahan)," tulis pendiri SpaceX dan Tesla itu, sebagaimana dikutip Minggu, 8 Desember 2024.