Azam, terdorong rasa penasaran, mencoba menyelidiki penyebab perubahan warna air tersebut. Setelah menelusuri sumbernya, ia menemukan bahwa pewarna yang bocor dari sebuah kilang saus cabai di dekat rumahnya kemungkinan besar menjadi penyebabnya.
Kilang tersebut, yang jaraknya sekitar 300 meter, telah lama tidak beroperasi, tetapi pewarna yang tersimpan di sana diduga mencemari air banjir.
Baca Juga: Penampakan Hujan Deras dan Banjir di Tambang Pasir Lumajang
Fenomena ini, menurut Azam, hanya berlangsung sekitar 15 menit sebelum warna air kembali normal.
Saat ini, banjir di Kampung Telaga Bata dilaporkan mulai surut di beberapa jalan utama, meskipun beberapa area pedesaan masih tergenang. Cuaca di wilayah Kelantan yang masih mendung dan gerimis memperlambat proses surutnya air banjir.
Fenomena "banjir merah" ini menjadi pengingat pentingnya menjaga lingkungan, terutama terhadap potensi pencemaran dari aktivitas industri yang dapat membahayakan kehidupan masyarakat sekitar.