JAL melakukan investigasi internal yang mengungkapkan bahwa kedua pilot tersebut mengonsumsi alkohol lebih dari yang diizinkan perusahaan. Pada 30 November, sehari sebelum bertugas, mereka mengunjungi restoran dekat hotel dan mengonsumsi dua gelas soda dan dua botol anggur antara pukul 2 siang hingga 4 sore.
Baca Juga: Dewi Perssik Ngaku Pilih TNI Ketimbang Pilot, Fix Mayor Teddy?
JAL memiliki pedoman yang mengharuskan pilot tidak memiliki kadar alkohol lebih dari setara empat minuman (40 gram alkohol murni) dalam tubuh mereka 12 jam sebelum mulai bertugas. Setiap tes napas yang menunjukkan kadar alkohol lebih dari 0,00 miligram per liter akan berujung pada skorsing.
Insiden ini terjadi setelah JAL sebelumnya mendapat teguran dari pemerintah. Pada April 2024, seorang pilot yang dijadwalkan terbang dari Dallas/Fort Worth ke Tokyo/Haneda menyebabkan gangguan di hotel akibat mabuk, yang berujung pada pembatalan penerbangan.
Menanggapi insiden tersebut, JAL menerima peringatan keras dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata pada Mei dan berjanji untuk mengambil langkah pencegahan. Untuk insiden terbaru ini, JAL melaporkan kejadian kepada kementerian pada 6 Desember.
"Kami sangat serius menanggapi situasi ini, terutama setelah menerima peringatan keras. Kami sedang melakukan wawancara lebih lanjut dengan awak pesawat dan pihak terkait untuk memastikan langkah pencegahan diterapkan dengan baik," ujar perwakilan JAL.