"Ketika kau ucapkan selamat Natal, ada tiga konsekuensi. Pertama, kau sudah mengatakan Isa lahir 25 Desember, padahal dia tidak lahir 25 Desember. Berarti kau sudah mengatakan Isa mati di depan salib, padahal Qu'ran mengatakan dia tidak mati di hadapan salib. Ketiga, kau mengucapkan selamat Natal berarti sama artinya dengan kau mengatakan Isa adalah anak Tuhan," sambungnya.
Video tersebut memunculkan berbagai reaksi di kalangan warganet. Sebagian besar netizen cenderung mendukung pandangan UAS, menganggapnya memiliki dasar yang lebih kuat dalam memahami ajaran Islam, dan menyayangkan sikap Gus Miftah yang dinilai terlalu longgar.