Ntvnews.id, Seoul - Laksamana Kim Myung Soo, perwira tertinggi militer Korea Selatan, melakukan kunjungan ke Zona Demiliterisasi, Selasa, 17 Desember 2024, untuk memastikan kesiapan pasukan menghadapi ancaman potensial dari Korea Utara.
Kunjungan ini juga bertujuan menunjukkan kepada masyarakat bahwa meskipun situasi politik tengah bergejolak, militer tetap siaga dan tidak terganggu.
Dilansir dari DW, Sabtu, 21 Desember 2024, pergolakan politik tersebut mencakup pemberhentian sejumlah komandan militer terkemuka atau penempatan mereka di bawah penyelidikan setelah pemberlakuan darurat militer singkat pada 3 Desember, yang hanya berlangsung enam jam.
Baca Juga: Ketua Partai Berkuasa Korea Selatan Han Doong-hoon Mengundurkan Diri
Pada Senin, 16 Desember 2024, mantan kepala Komando Perang Khusus, Kwak Jong-geun, dan mantan kepala Komando Pertahanan Ibu Kota, Lee Jin-woo, ditangkap karena dugaan pengerahan pasukan militer ke parlemen.
Sementara itu, Yeo In-hyung, mantan kepala Komando Kontra Intelijen Pertahanan, diduga sebagai dalang pemberlakuan darurat militer. Panglima militer Park An-su juga diberhentikan, mantan Menteri Pertahanan Yoon Kim Yong-hyun mengundurkan diri, dan mantan Menteri Dalam Negeri Lee Sang-min sedang diselidiki.
Pemakzulan Presiden Yoon Suk Yeol menimbulkan kekhawatiran atas kesiapan militer menghadapi ancaman Korea Utara, sebagaimana diungkapkan oleh Kantor Berita Yonhap.