Kantor Aliyev menyatakan bahwa pihaknya menginginkan dilakukan penyelidikan untuk memastikan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian ini.
Sebelumnya, pejabat Amerika Serikat (AS) menduga pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di Kazakhstan akibat rudal Rusia. Dugaan ini segera dibantah oleh Rusia, meskipun sumber dari Azerbaijan mengungkapkan bahwa rudal tersebut kemungkinan mengenai pesawat secara tidak sengaja.
Dilansir dari Reuters yang mengutip sumber Azerbaijan, Senin, 30 Desember 2024, hasil awal investigasi menunjukkan bahwa pesawat tersebut terkena tembakan dari sistem pertahanan udara Rusia bernama Pantsir-S.
Komunikasi pesawat tersebut sempat terputus akibat gangguan sistem pertahanan elektronik yang terjadi saat pesawat mendekati Grozny. Sumber itu menyatakan bahwa Azerbaijan berharap Rusia mengakui kesalahan terkait tragedi ini.
Pesawat dengan nomor penerbangan J2-8243 jatuh pada Rabu, 25 Desember 2024, waktu setempat di Aktau, Kazakhstan, setelah mengubah rute penerbangan dari Rusia selatan, yang digunakan oleh Moskow sebagai area pertahanan udara melawan serangan drone Ukraina.
Pesawat penumpang buatan Embraer itu terbang dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny di kawasan Chechnya, Rusia selatan, namun pesawat itu berbelok dan menyeberangi Laut Kaspia. Kecelakaan terjadi di sisi Laut Kaspia.
Sebanyak 38 orang dari 67 penumpang tewas dalam kecelakaan ini. Pemantau penerbangan Rusia menyatakan kemungkinan adanya kejadian darurat seperti tabrakan burung yang menyebabkan insiden tersebut.