Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah akan menjalankan program makan bergizi gratis mulai bulan dan tahun ini. Kapan tepatnya?
Program utama pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka itu, dimulai besok, 2 Januari 2025. Awalnya, program makan bergizi gratis berlangsung di 932 titik.
Lalu, diperluas menjadi 2.000 titik pada bulan April. Selanjutnya, kembali diperluas sebanyak 5.000 titik pada Juli-Agustus 2025.
Anggaran program ini sebesar Rp 71 triliun. Tiap porsi makan bergizi gratis, dianggarkan sebesar Rp 10 ribu.
"Anggaran (program) makan bergizi gratis untuk tahun 2025 tetap Rp 71 triliun," ujar Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO) Hasan Nasbi, Senin, 2 Desember 2024.
Hasan menegaskan, uang Rp 10 ribu dapat memenuhi ketercukupan kebutuhan gizi dengan jumlah 600 hingga 700 kalori dalam satu porsi. Ini terbukti dari beberapa uji coba dilakukan selama hampir setahun di Pulau Jawa.
"Setelah uji coba selama hampir setahun, maka untuk Pulau Jawa, ketercukupan 600-700 kalori per sajian bisa didapatkan dengan harga Rp 10 ribu," tuturnya.
Namun untuk di luar Pulau Jawa, kata Hasan nominal program itu bisa disesuaikan tidak jauh-jauh dari Rp 10 ribu per porsi. Asalkan patokan ketercukupan gizi, seperti yang disampaikan sebelumnya, bisa terpenuhi.
"Pasti akan disesuaikan, yang jadi patokan adalah ketercukupan gizinya," jelas dia.
Adapun salah satu menu yang ditawarkan dalam program ini adalah susu. Meski demikian, pemberian susu hanya akan difokuskan di daerah-daerah yang memiliki sentra sapi perah.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan, menu susu akan diberikan sesuai ketersediaan lokal.
"Susu itu akan diberikan di daerah-daerah yang memang di situ daerah peternakan. Kalau bukan di daerah peternakan kan, tidak usah dipaksakan," ujar Dadan usai rapat terbatas di kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Senin, 23 Desember 2024.
Bagi daerah yang bukan merupakan sentra sapi perah, substitusi nutrisi akan disesuaikan. Protein bisa digantikan dengan telur, sementara kalsium bisa diperoleh dari daun kelor.
"Cukup bisa diganti dengan telur. Kalsiumnya bisa dengan kelor. Yang jauh dari susu dan logistiknya susah, ya tidak usah dipaksakan. Bisa ada (diganti) telur, bisa kelor," tutur Dadan.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menjelaskan bahwa menu susu dalam program ini hanya akan diberikan di daerah yang memiliki stok susu segar mencukupi.
"Disampaikan untuk minum susu, tentu menu ini untuk daerah-daerah yang ketersediaan susunya ada," ujar Agung usai rapat dengan BGN, Jakarta Selatan, Rabu, 11 Desember 2024.
Agung mencontohkan kawasan Pujon, Malang, sebagai salah satu sentra sapi perah. "Di sana ada koperasi di Pujon, yang juga menghasilkan produk susu pasteurisasi. Itu diharapkan nanti bisa men-supply untuk program makan bergizi," tandasnya.