Menurut laporan tersebut, tim krisis kepolisian memutuskan bahwa wanita itu perlu menjalani evaluasi medis. Alaska Airlines pun mengonfirmasi kejadian yang tidak biasa tersebut kepada media.
"Kami bekerja sama dengan kru kami dan petugas bandara untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang apa yang mungkin terjadi," ujar pihak maskapai.
Baca Juga: Garuda Indonesia Pastikan Armada Pesawat Aman dan Layak Terbang
"Kami berterima kasih kepada karyawan kami atas respons cepat mereka dan meminta maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin ditimbulkan kepada para tamu kami," tambahnya.
FBI dilaporkan akan terlibat dalam penyelidikan, tetapi hingga kini, belum ada tuntutan yang diajukan terhadap wanita tersebut.
Sementara itu, ahli penerbangan Scott Hamilton menyatakan bahwa wanita tersebut kemungkinan tidak akan dikenai tuntutan.
"Jika seseorang mengalami episode kecemasan atau masalah mental tanpa ada niat buruk, Anda hanya perlu mengikuti situasi tersebut. Bisa dibilang demikian," kata Hamilton.