Dalam sebuah folder berjudul “Buka ketika kalian kangen Jaehyun,” ia meninggalkan pesan yang sangat emosional dan penuh kasih. “Di kehidupan selanjutnya, aku ingin terlahir kembali sebagai anak Ayah dan Ibu,” katanya dalam salah satu video.
Ibunya mengungkapkan bahwa ia sering memutar video tersebut untuk mengenang senyum putranya. “Bagi pelajar sepertinya, SNS (media sosial) adalah dunia yang menyatukan mereka. Namun, di sana juga ia menerima gempuran kata-kata yang lebih tajam dari pedang,” kata sang ibu.
Selama hidupnya setelah tragedi tersebut, Jaehyun berusaha membela diri dari stigma dan tuduhan negatif yang terus dilontarkan oleh netizen. Beberapa orang bahkan menuduhnya pergi ke Itaewon hanya untuk mencari perhatian atau menggunakan narkoba.
Tragedi Itaewon Korsel (AFP)
Meski Jaehyun sudah mencoba memberikan klarifikasi, persepsi negatif tetap menghantuinya.
Jaehyun pernah mengungkapkan amarahnya kepada ibunya. “(Di media sosial) mereka menulis, ‘Gila, kamu ke Itaewon cuma buat lihat artis ‘kan?’ atau ‘Oh, kamu ke Itaewon buat nge-drugs ya?’ Ibu. Aku marah sekali. Rasanya aku mau mati,” katanya.
Ibu Jaehyun bertekad untuk memastikan bahwa kisah putranya tidak akan terlupakan. Ia ingin masyarakat menyadari betapa bahayanya komentar jahat di media sosial dan dampak besar yang ditimbulkan oleh perundungan siber.
“Di antara 100 orang yang berusaha menghibur putra saya, akan selalu ada 1 orang yang menghujatnya,” katanya.