Dewan tersebut juga menegaskan bahwa China harus menghentikan aktivitas ilegal yang melanggar hak kedaulatan Filipina di ZEE.
Sementara itu, Kedutaan Besar China di Manila belum memberikan tanggapan atas protes yang diajukan Filipina. Sebelumnya, Beijing mengklaim Scarborough Shoal sebagai bagian dari wilayahnya dan menuduh Filipina melanggar kedaulatan China.
Ketegangan antara Filipina, sekutu Amerika Serikat, dan China telah meningkat dalam dua tahun terakhir. Insiden antara kapal penjaga pantai kedua negara sering terjadi di Laut China Selatan, wilayah yang sebagian besar diklaim oleh China sebagai kedaulatannya.
Baca Juga: Kalah 1-0 dari Filipina, Timnas Indonesia Pupus ke Semifinal AFF
Pernyataan Filipina ini muncul beberapa jam setelah Presiden Ferdinand Marcos Jr mengadakan panggilan virtual dengan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba. Ketiga pemimpin tersebut membahas sikap China di Laut China Selatan.
Klaim ekspansif China di Laut China Selatan juga tumpang tindih dengan ZEE Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Vietnam. Wilayah ini merupakan jalur pelayaran penting dengan nilai perdagangan tahunan mencapai US$ 3 triliun.
Pada tahun 2016, pengadilan arbitrase internasional menyatakan bahwa klaim China berdasarkan peta historis tidak memiliki dasar hukum internasional. Namun, Beijing menolak untuk mengakui keputusan tersebut.