Ntvnews.id, Jakarta - Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, kembali erupsi memuntahkan abu vulkanik setinggi 4.000 meter di atas puncaknya atau setara 5.325 meter di atas permukaan laut pada Rabu, 15 Januari 2025.
Aktivitas ini memicu peringatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk meningkatkan kewaspadaan di sekitar wilayah terdampak.
Kepala BPBD Maluku Utara, Fehby Alting, mengingatkan masyarakat untuk tidak berada dalam radius lima kilometer dari kawah aktif dan hingga enam kilometer ke arah utara dari bukaan kawah. Hal ini untuk menghindari potensi bahaya dari lontaran material vulkanik dan awan panas.
"Masyarakat diharap tetap tenang, tidak terpancing isu yang tidak benar, dan selalu mengikuti arahan dari BPBD provinsi, BPBD Halmahera Barat, serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)," kata dia, dikutip dari Antara.
Gunung Ibu di Halmahera (Antara)
Warga juga diminta menggunakan masker dan kacamata pelindung jika terjadi hujan abu vulkanik. Selain itu, masyarakat sekitar Gunung Ibu harus waspada terhadap kemungkinan lahar di sungai-sungai berhulu di puncak gunung, terutama saat hujan deras melanda.
Peningkatan aktivitas vulkanik membuat status Gunung Ibu dinaikkan dari Level III (Siaga) menjadi Level IV (Awas). Erupsi yang terjadi pada Rabu (15/1) pukul 07.11 WIT disertai suara dentuman keras dan gemuruh yang terdengar hingga Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Gunung Ibu.
Kolom abu berwarna kelabu tebal terpantau mengarah ke barat, dengan lontaran awan panas mencapai 500 meter dari kawah. Dampak erupsi dirasakan oleh enam desa di Kecamatan Tabaru, yaitu Desa Sangaji Nyeku, Soasangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, Borona, dan Todoke. Diperkirakan, sekitar 3.000 jiwa terdampak langsung oleh kejadian ini.