Ntvnews.id, Jakarta - Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengumumkan bahwa kesepakatan gencatan senjata di Gaza serta kesepakatan pertukaran tahanan antara Gerakan Hamas dan Israel akan mulai berlaku pada Minggu, 19 Januari Mendatang.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers pada Rabu, yang juga tertera di laman resmi Kementerian Urusan Luar Negeri Qatar, Jumat 17 Januari 2025.
Baca Juga: Palestina Siapkan Layanan Darurat untuk Warga Gaza Pascagencatan Senjata
Kesepakatan yang telah tercapai melalui upaya mediasi antara Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat ini mencakup pembebasan 33 sandera oleh Hamas, yang akan dibalas dengan pembebasan sejumlah tahanan Palestina. Kedua pihak sepakat untuk terus bekerja menyelesaikan rincian implementasi kesepakatan ini.
Al-Thani menjelaskan bahwa gencatan senjata Gaza ini mencakup pertukaran tahanan dan sandera, serta upaya untuk memastikan ketenangan yang berkelanjutan, yang nantinya diharapkan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua pihak.
Kesepakatan tersebut juga menyertakan langkah-langkah untuk mempermudah distribusi bantuan kemanusiaan secara aman dan efektif ke Gaza, serta rehabilitasi fasilitas penting seperti rumah sakit, pusat kesehatan, dan toko roti, serta penyediaan pasokan pertahanan sipil dan bahan bakar untuk korban perang.
Baca Juga: Pemerintah Gaza Fokus Pulangkan Warga yang Terlantar Akibat Konflik
Lebih lanjut, Al-Thani menyebutkan bahwa dalam tahap pertama kesepakatan, Hamas akan membebaskan 33 tahanan Israel, yang mencakup perempuan sipil, tentara wanita, anak-anak, orang tua, dan warga sipil yang sakit atau terluka. Sebagai imbalannya, sejumlah tahanan Palestina yang ditahan di Israel juga akan dibebaskan.