Severity: Warning
Message: Invalid argument supplied for foreach()
Filename: libraries/General.php
Line Number: 87
Backtrace:
File: /www/ntvweb/application/libraries/General.php
Line: 87
Function: _error_handler
File: /www/ntvweb/application/controllers/Read.php
Line: 64
Function: popular
File: /www/ntvweb/index.php
Line: 326
Function: require_once
Ntvnews.id, Jakarta - Salah satu masalah kronis yang dihadapi oleh para pengembang properti adalah mereka seringkali memiliki banyak properti (aset), tetapi minim akan uang kas.
Sumber pendapatan pengembang biasanya berasal dari dua hal, yakni penjualnya properti yang memang diperuntukkan untuk dijual seperti perumahan atau apartemen, dan pendapatan berulang (recurring) berupa sewa dari properti tidak dijual (disewakan) seperti gedung perkantoran atau mal.
Pakar real estate Universitas Cornell, Abdullah Syarifuddin, mengatakan ketika pengembang memiliki properti dengan nilai fantastis, jumlah pembeli potensial yang mampu membeli properti tersebut juga sangat terbatas.
"Perputaran modal itu sangat penting bagi pengembang, terutama jika mereka ingin melebarkan bisnis mereka dan berinvestasi di kota lain yang memiliki potensi strategis," ujar Abdullah kepada wartawan, Rabu, 22 Januari 2025.
Abdullah Syarifuddin, mengilustrasikan pengembang X memiliki sebuah mal megah di pusat kota dengan nilai Rp10 triliun. Dapat dipastikan, kata dia, hanya sedikit perusahaan yang memiliki kemampuan untuk bisa membeli mal ini. Lantas, menurutnya di sinilah peran Real Estate Investment Trust (REIT) yang modern menjadi solusi.
Skema REIT, memungkinkan pengembang X untuk menjual 'sebagian' dari mal ini untuk keperluan modalnya tanpa harus kehilangan seluruh manfaat ekonomi yang ada di properti ini.
"Skema REIT modern mensyaratkan bahwa setidaknya 90 persen dari pendapatan kena pajak harus didistribusikan kepada investor sebagai dividen. Pajak penghasilan badan yang seharusnya dibayarkan oleh REIT sebagai entitas, dialihkan langsung kepada investor dan dipungut saat pembayaran dividen," tuturnya.